KETIKA membeli baju, kita tentunya pernah melihat tag yang menjelaskan tentang baju tersebut. Layaknya manual book dalam sebuah barang, tag di baju memang kerap diabaikan oleh para pembelinya.
Pasalnya, istilah dan deskripsi tertentu mengenai kandungan bahan pada produk pakaian terkadang bukannya membantu, tag tersebut kemungkinan malah membingungkan pembeli dengan jenis serat atau nama merek pada label perawatan pakaian.
Nah, bagi kamu yang penasaran bagaimana membaca label tag pada pakaian, pakar tekstil menbcoba menjelaskan beberapa istilah membingungkan yang sering ditemukan pada label pakaian. Berikut ulasannya, seperti dilansir dari The Guardian.
Asetat
Asetat merupakan salah satu dari sekian banyak jenis serat selulosa buatan, khususnya bahan yang terbuat dari kayu melalui proses kimia yang intens. Perbedaannya dengan yang lain terletak pada bentuknya, bisa sekeras plastik atau dibuat menjadi kain halus dan mengkilat yang digunakan sebagai pengganti rayon atau sutra, meski kurang menyerap keringat dibandingkan kedua bahan tersebut.
Philippa Grogan, konsultan keberlanjutan dan ilmuwan tekstil di Eco-Age, mengatakan asetat sering digunakan sebagai pengganti plastik konvensional dan merupakan pilihan bahan populer untuk kacamata dan perhiasan. Karena bahan mentah dan pengolahannya, maka metode terbaik untuk mendapatkan asetat memerlukan sertifikasi pihak ketiga untuk pengolahan kayu dan bahan kimia.
Bambu
Bambu dapat dibuat menjadi serat yang terlihat dan terasa sangat mirip dengan linen, atau dengan cara serupa dengan serat berbahan dasar kayu lainnya, dengan menggunakan perawatan kimia keras untuk menghasilkan serat kain lembut dan halus yang biasa digunakan dalam pakaian dalam dan pakaian olahraga.
Penulis To Dye For dan pendiri EcoCult, Alden Wicker, mengatakan produk bambu secara teknis harus disebut rayon bambu atau viscose bambu. “Ini menggunakan bahan kimia keras yang sama untuk menggiling bambu menjadi bubur kertas dan prosesnya dikelola dengan baik,” kata Alden.
Tara St James, direktur senior keberlanjutan di Moose Knuckles, mengatakan pengadaan bambu mentah juga dapat meningkatkan kekhawatiran mengenai kerusakan ekosistem karena hutan bambu ditanam di lahan yang dulunya merupakan hutan primer kuno.