Ketika anak ingin tampil berbeda dengan kembarannya, orangtua harus mengikuti keinginan anak-anaknya. Sebaiknya orangtua memfasilitasi, jangan disamakan terus.
Contoh, anak yang satu ingin main bongkar pasang, sedangkan yang satunya lagi ingin main boneka, biarkan mereka melakukan hal yang mereka inginkan.
Jika selalu disama-samakan terus, akibatnya anak akan mengembangkan kepribadiannya di bawah bayang-bayang atau selalu melekat dengan saudara kembarnya. Ia tidak punya identitas diri dan rasa percaya dirinya rendah karena lebih mengikuti kakaknya.
Kepribadian menjadi tidak berkembang normal atau alami, ia menjadi anak yang selalu ikut-ikutan, tidak dapat menjadi diri sendiri.
Hal yang harus diingat, terang Indri, anak kembar sebaiknya tidak dipisah pengasuhannya sejak dari bayi, dalam arti dibesarkan di keluarga yang berbeda. Misalnya dititipkan ke paman/bibinya atau yang masih ada hubungan saudara.
Sebab hal itu akan memengaruhi kepribadian anak tersebut karena anak akan merasa dibuang. Biasanya kelak akan meninggalkan sakit hati atau perasaan terluka sangat dalam atau bisa juga dalam bentuk kemarahan yang dipendam.
(Dyah Ratna Meta Novia)