HUT Ke-496 DKI Jakarta: Kata Siapa Budaya Betawi Redup di Rumahnya Sendiri?

HARI ini 22 Juni 2023 diperingati HUT Ke-496 DKI Jakarta. Ulang Tahun Jakarta sudah mencapai 496 dan perubahan banyak terjadi di sana dan sini.

Tapi, ada satu hal yang tetap abadi di Jakarta yaitu budaya Betawi sebagai identitas asli Ibu Kota dari zaman Batavia. Budaya Betawi lestari di rumah sendiri.

Hal itu diutarakan beberapa anak muda asli Betawi yang berhasil diwawancarai MNC Portal. Bagi mereka, meski Jakarta sudah semakin modern, tapi tradisi Betawi tetap terjaga di rumah bahkan kehidupan sehari-hari.

Seperti disampaikan Syarifah Noer Aulia. Perempuan yang lahir di Menteng, Jakarta Pusat itu mengaku kalau budaya Betawi gak hilang dari kehidupannya. Bahkan, di momen HUT DKI Jakarta, dia dan keluarganya punya tradisi khusus.

"Saya sama keluarga masih suka ngerayain HUT DKI Jakarta. Kami biasanya ngumpul bareng sambil makan makanan khas Betawi. Hal kecil memang, tapi itu yang ngingetin saya kalau saya ini anak Betawi," ucap Syarifah.

Ia pun mengatakan bahwa terlahir dari keluarga Betawi membuatnya sadar bahwa hidup ini harus sederhana, gak perlu neko-neko. "Apa adanya, tapi bukan berarti udik juga," jelasnya.

Lagipula, jadi anak muda asli Betawi gak melulu ngomong pakai imbuhan 'nye' atau intonasi bicaranya nyablak. Tinggal bagaimana menempatkan diri dan saling menghormati.

Melihat Jakarta yang bertumbuh semakin pesat, Syarifah cerita kalau itu membuatnya senang. Meski begitu, ia tak menampik bahwa kesan borju anak Jakarta makin jelas terpatri di benak masyarakat.

"Padahal, itu kurang sinkron sama anak Betawi yang megang wilayah ini. Kami lebih suka hidup sederhana ketimbang sok kekinian. Sekali lagi, itu bukan berarti kami udik, tapi kami memang lebih nyaman dengan hidup apa adanya," curhat Syarifah.

"Budaya barat yang lekat dengan 'anak Jakarta' dibawa bukan oleh kami, melainkan dari mereka yang merasa sebagai anak Jakarta bukan asli Betawi. Sok kekinian itu bukan kultur anak Betawi," jelasnya.

Di sesi ngobrol santai ini juga Syarifah bercerita kalau rumah neneknya dulu di GBK. Ya, Gelora Bung Karno dulunya adalah perkampungan Betawi Senayan.

"Jadi, adegan Benyamin ziarah di GBK itu beneran. Dan karena proyek GBK itu juga, kampung nenek saya hilang, alhasil saya gak punya kampung," ungkapnya mengenang.

So, itu dia cerita singkat Syarifah Noer Aulia yang merupakan perempuan asli Betawi. Gimana nih menurut Anda, jadi kangen Jakarta tempo dulu gak sih?

(Helmi Ade Saputra)