QUARTER life crisis (QLC): arti, ciri-ciri, penyebab, dan tips harus dipahami oleh generasi milenial. Lantaran bahasa gaul ini akrab dengan istilah tersebut.
Jika, sudah menginjak usia akhir remaja menuju awal dewasa bisa menggambarkan quarter life crisis dalam kehidupan.
Untuk lebih jelasnya, berikut pembahasan mengenai Quarter Life Crisis: Arti, Ciri - ciri, Penyebab, dan Tips Menghadapinya dilansir dari 7 Summit Pathways dan Choosing Therapy:
-Apa arti Quarter Life Crisis (QLC)?
Quarter life crisis (QLC) adalah istilah yang menggambarkan masa-masa kebingungan dan kekhawatiran yang dialami oleh seseorang dalam rentang usia 20-an hingga awal 30-an, terutama ketika mereka merasa tidak puas dengan arah hidup atau merasa terjebak dalam situasi yang tidak diinginkan.
QLC sering kali terjadi ketika seseorang mencapai fase baru dalam hidupnya, seperti setelah lulus kuliah, mencari pekerjaan pertama, atau saat memasuki masa dewasa awal.
Berikut beberapa ciri-ciri QLC yang sering dialami;
1. Merasa bingung dan tidak yakin tentang tujuan hidup dan karir
2. Merasa terisolasi dan kesulitan membangun hubungan sosial yang sehat
3. Merasa tertekan dan terbebani oleh harapan sosial dan tekanan untuk sukses
4. Merasa tidak puas dengan kondisi hidup saat ini dan ingin melakukan perubahan yang besar
5. Merasa kehilangan arah dan fokus dalam hidup
-Penyebab QLC
Penyebab QLC dapat beragam, termasuk tekanan sosial, perubahan besar dalam hidup, kekhawatiran tentang masa depan, ketidakpastian tentang pilihan hidup, atau perasaan tidak mampu mengendalikan hidup sendiri. QLC juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti persaingan dalam karir, media sosial yang menggambarkan kehidupan yang sempurna, dan perubahan sosial yang cepat.
Berikut beberapa tips untuk mengatasi QLC:
1. Refleksikan diri dan coba temukan passion atau minat yang sebenarnya
2. Buat rencana dan jangan takut mengubah arah hidup jika memang dibutuhkan
3. Lakukan aktivitas yang menyenangkan dan memberikan rasa pencapaian, seperti olahraga atau kegiatan sukarela
4. Bangun jaringan sosial yang positif dan mendukung
5. Jangan mengejar kesempurnaan, belajarlah untuk menerima kegagalan dan memanfaatkannya sebagai pelajaran
Cari bantuan dari keluarga, teman, atau profesional jika diperlukan.
(RIN)
(Rani Hardjanti)