ISU perselingkuhan belakangan ini tengah ramai dibicarakan, seiring mencuatnya kasus perselingkuhan Virgoun terhadap sang istri, Inara.
Perselingkuhan, selain tindakan yang keliru juga menimbulkan risiko terutama pada psikologis pasangan. Dampak yang timbul ternyata bisa bersifat jangka panjang, mengapa demikian?
Pasalnya, perselingkuhan yang melibatkan perselingkuhan seksual atau emosional alias perasaan dengan seseorang di luar hubungan asmara yang dijalani bersama pasangan, sama halnya dengan menipu pasangan sendiri.
"Rasa sakit dari perselingkuhan tersebut, memicu korban yakni pasangan yang diselingkuhi akan merasakan duka dan menghancurkan secara emosional," mengutip dari PsychCentral, Jumat (28/4/2023).
Selain rasa sakit hati dan duka, pasangan yang jadi korban juga berpotensi bisa mengalami berbagai gangguan. Mulai dari stres pasca-trauma (PTSD), depresi, dan ketidakpercayaan pada orang lain untuk waktu yang lama usai kejadian tersebut.
Jika merujuk korban perselingkuhan adalah pihak wanita, merujuk satu studi yang mengamati perbedaan gender dalam menanggapi perselingkuhan, menemukan bahwa kaum wanita cenderung lebih tertekan oleh perselingkuhan emosional. Sementara berbeda dengan wanita, kaum pria cenderung menjadi lebih tertekan jika menyangkut perselingkuhan fisik.
Melansir dari Marriage, disebutkan bahwa efek psikologis dari pasangan yang selingkuh bergantung sepenuhnya pada seberapa tangguh diri Anda serta seberapa baik strategi perlindungan diri, dan antisipasi apa yang sudah dimiliki ketika menjalani kehidupan.
(Rizky Pradita Ananda)