Lantas siapa saja yang bisa melakoni terapi stem cell ini? Sebagaimana dilansir dari Mayo Clinic, umumnya adalah orangyang mengalami cedera tulang belakang, diabetes tipe 1, penyakit Parkinson, amyotrophic lateral sclerosis, penyakit Alzheimer, penyakit jantung, stroke, luka bakar, kanker, dan osteoarthritis.
Sementara untuk keefektivitasan, diungkap dr. Rahyussalim memang tak bisa disebut sudah pasti 100 persen.
"Saya bilang kita tidak mengatakan 100 persenya, namun hampir semua pasien mengatakan pengobatannya berhasil dan tercapai," kata dr. Rahyussalim menambahkan.
Stem cell sendiri terbagi dua jenis yaitu sel punca embrionik, yang adalah sel induk embrio digunakan berasal dari embrio yang tidak terpakai. Sel induk embrionik ini bersifat pluripoten, artinya bisa berubah menjadi lebih dari satu jenis sel. Sementara tipe kedua adalah sel punca dewasa yang terbagi dua, dari jaringan yang berkembang sempurna seperti otak, kulit, dan sumsum tulang.
Jenis yang kedua adalah sel induk berpotensi majemuk yang diinduksi, dikutip dari laman Stanford Childrens, artinya sel punca dewasa yang sudah diubah di laboratorium menjadi lebih mirip sel punca embrionik.
(Rizky Pradita Ananda)