“Alhamdulilah, kondisi dua anak ini sekarang sudah baik dan bisa aktivitas lagi," terang Kustini.
Meski demikian, pihak Puskesmas tetap melakukan pemeriksaan kepada teman dan kakak dari dua korban, karena sang teman dan kakak korban juga mengonsumsi ciki ngebul. Namun disebutkan, keduanya tidak mengalami gejala seperti dua anak sebelumnya.
Menindaklanjuti temuan kasus tersebut, Kustini meminta Dinas Kesehatan setempat untuk melakukan sosialisasi tentang kewaspadaan dini bagi masyarakat, sekolah dan pelaku usaha.
Ia juga meminta masyarakat agar segera melapor ke Puskesmas terdekat, apabila ada yang mengalami gejala mual, muntah, pusing, dan demam setelah mengonsumsi ciki ngebul.
Ditambahkan Kustini, saat ini Dinas Kesehatan Sleman bersama BPOM juga telah turun ke lapangan, untuk melakukan monitoring penjaja makanan ringan dengan kepulan asap dari nitrogen cair tersebut.
BACA JUGA:Banyak yang Konsumsi, Kenapa Tak Semua Keracunan Ciki Ngebul?
BACA JUGA:Kasus Ciki Ngebul Indonesia Dapat Sorotan Mantan Petinggi WHO
"Beberapa hari ini sudah monitoring, di antaranya Pasar Mala di Denggung dan Maguwoharjo. Tidak ditemukan pedagang ciki ngebul," pungkas Kustini.
Para orang tua diminta sangat untuk mengawasi makanan atau jajanan yang dibeli dan dikonsumsi anak-anaknya.
(Rizky Pradita Ananda)