PERISKOP 2023: Menerawang Nasib Pariwisata Indonesia di Tengah Ancaman Resesi Global

Salman Mardira, Jurnalis
Rabu 11 Januari 2023 07:20 WIB
Turis di Piaynemo, Raja Ampat, Papua Barat Daya (Foto: Instagram @goatsontheroad)
Share :

Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPI) Bahriansyah mengatakan bahwa pelaku pariwisata di Indonesia akan memanfaatkan pengalamannya selama pandemi COVID-19 untuk menghadapi ancaman resesi global.

“Pelaku pariwisata banyak yang melakukan terbosan-terobosan inovasi khususnya penawaran experience yang menyesuaikan dengan pola permintaan wisatawan baik domestik maupun mancanegara, yang lebih condong tidak hanya sekadar berwisata, tetapi dengan detsinasi yang banyak ingin lebih ke sustainable tourism (pariwisata berkelanjutan) dan dengan pelayanan ke quality tourism,” katanya kepada Okezone.

Bahriansyah yang juga pengurus Badan Pimpinan Daerah PHRI DKI Jakarta menilai resesi global yang akan terjadi tahun ini bisa berdampak pada berkurangnya kunjungan wisman ke Indonesia.

 BACA JUGA:Kaleidoskop 2022 : Pariwisata Mulai Pulih, Harga Tiket Pesawat Melejit

“Untuk mengisi kurangnya (kunjungan) wisawatan asing, market wisatawan domestik yang selama ini tidak terlalu digarap serius sudah layaknya menjadi pasar yang harus lebih didorong oleh pemegang regulasi,” ujarnya.

 

Digitalisasi

Demi menjaga industri pariwisata tetap bergairah di tengah ancaman resesi, Bahriansyah meminta pemerintah tetap meningkatkan promosi wisata dengan memanfaatkan berbagai sarana teknologi termasuk media sosial.

“Yang perlu diperhatikan saat ini adalah menyiapkan konsep pemasaran digital berstandar internasional yang belum tergarap dengan baik, masing masing platform sekarang masih berdiri sendiri-sendiri, dan terkadang tidak dapat sinkron ke platform pasar yang exisiting,” kata Bahriansyah.

 BACA JUGA:Resesi Global 2023, Indonesia Mending Fokus Garap Wisatawan Domestik!

Menurutnya selama ini belum terdata dengan baik informasi digital yang menyatu dalam sebuah platform secara terintegrasi dari seluruh provinsi, kabupaten, kota, sampai ke desa wisata. Padahal ini penting untuk wisatawan.

Akibat belum adanya data wisata yang terintegrasi, terkadang wisatawan kesulitan mencari destinasi yang ingin dituju.

“Yang di Jakarta tidak tahu di mana mencari destinasi yang baik di Bogor dengan data yang bisa look book pay review, padahal ada ribuan expereince ditawarkan di Bogor. Sangat berbeda dengan negara tetanga, semua terliterasi dengan baik melalui digital,” ujar Bahriansyah. 

Kontributor : Dita Mawanda dan Andini Putri Nurazizah

(Salman Mardira)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya