Sejarah awal kedatangan orang Tionghoa ke wilayah Borneo memang susah digambarkan dengan jelas. Sekitar tahun 1940, ketika 20 orang Tionghoa datang dari Brunei atas perintah panembahan Mempawah melihat potensi emas di daerah Sungai Duri.
Kemudian, tahun 1760 hal serupa juga dialami oleh orang Tionghoa dari Sultan Sambas, Umar Aqamaddin. Setelahnya, kedatangan orang Tionghoa ke Singkawang semakin meningkat. Mereka mulai tinggal di daerah-daerah pertambangan di pesisir pantai Borneo.
Dengan etnisnya yang berbeda, Singkawang tentu memiliki banyak keberagaman. Meski begitu, tingkat toleransi di sana cukup tinggi, dibuktikan dengan penghargaan sebagai Kota Toleran, tahun 2020 lalu.
Berbagai tradisi khas Tionghoa pun diselenggarakan di sana, seperti Cap Go Meh, Imlek, Ceng Beng, dan Pawai Tatung.
Pawai Tatung merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Dayak, yang diselenggarakan saat perayaan Cap Go Meh, dan menjadi pawai terbesar di dunia.
(Salman Mardira)