Ketika seseorang menderita bigoreksia, maka akan terpaku pada pemikiran bahwa ada yang salah dengan penampilan tubuh. Sehingga kondisi itu bisa mempengaruhi perilaku.
Bigoreksia termasuk kondisi psikologis, meskipun dapat muncul secara fisik. Seseorang dengan bigoreksia mungkin mengalami beberapa gejala berikut:
-Obsesi dengan penampilan, kadang-kadang disebut pemeriksaan cermin
Fiksasi pada diet dan suplemen makanan
-Penggunaan obat-obatan dan penggunaan steroid yang berhubungan dengan kebugaran fisik
-Ketidakpuasan dengan penampilan yang mengarah pada suasana hati yang tertekan atau kemarahan
Melansir dari NHS, tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan bigoreksia, tetapi mungkin terkait dengan:
-Genetik
-Seseorang mungkin lebih mungkin mengembangkan bigoreksia jika memiliki kerabat dengan bigoreksia, gangguan obsesif kompulsif (OCD) atau depresi
-Ketidakseimbangan kimia di otak
-Pengalaman traumatis di masa lalu
-Seseorang mungkin lebih mungkin mengembangkan bigoreksia jika diejek, diintimidasi, atau dilecehkan ketika masih kecil
-Beberapa orang dengan bigoreksia juga memiliki kondisi kesehatan mental lain, seperti OCD, gangguan kecemasan umum atau gangguan makan.
Melansir dari Healthline, tidak selalu jelas siapa yang akan mengalami bigoreksia. Pengalaman hidup tertentu dan faktor psikologis yang mendasarinya dapat membuat penderita lebih mungkin mengalami dismorfia tubuh. Baik wanita maupun pria dapat mengalami bigoreksia.
Sebuah studi pada 2019 terhadap lebih dari 14.000 anak muda menemukan bahwa 22 persen pria dan 5 persen wanita dilaporkan bahwa memiliki pola makan yang tidak teratur terkait dengan berolahraga dan menjadi lebih berotot.