KANTOR Staf Presiden berjanji bakal mengawal proses pengajuan kesenian Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) milik Indonesia, ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Deputi II Kepala Staf Kepresidenan RI, Abetnego Tarigan menegaskan, upaya memastikan kesenian Reog Ponorogo sebagai WBTB yang lahir dan berkembang di Indonesia, merupakan langkah prioritas pemerintah.
Apalagi sempat berembus kencang isu jika budaya asli Indonesia hendak diklaim oleh Malaysia sebagai warisan budaya mereka.
"Kami (KSP) akan berkoordinasi dengan Kemenko PMK untuk memastikan persyaratan administrasi ke UNESCO sudah terpenuhi semua," kata Abet.
Dikatakannya, memerjuangkan dan memastikan Warisan Budaya Tak Benda bangsa untuk diakui dunia melalui UNESCO, merupakan manifestasi dalam meneguhkan jati diri bangsa dan bentuk pelestarian budaya.
Hal itu, ujar dia, dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
"Atas dasar itu, KSP juga mendorong percepatan diplomasi kebudayaan di level dunia, agar Reog bisa segera dinobatkan oleh UNESCO sebagai milik kita," ujarnya.
Pemerintah sebelumnya telah sudah mengajukan kesenian Reog Ponorogo ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda milik Indonesia pada 18 Februari 2022. Kepastian ini disampaikan Menko PMK Muhadjir Effendy, Kamis, 7 April 2022 lalu.
Sebelumnya, Muhadjir mengungkapkan, pemerintah Malaysia berencana mengajukan kesenian Reog sebagai kebudayaan negaranya ke UNESCO. Hal ini membuat seniman Reog di Ponorogo turun ke jalan, menuntut pemerintah segera mendaftarkan Reog ke UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia.
Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta menyatakan tidak berencana untuk mendaftarkan kesenian Reog Ponorogo sebagai salah satu warisan budayanya ke UNESCO.
Sementara di lain pihak, Wakil Duta Besar Malaysia di Jakarta, Adlan Mohd Shaffieq berdalih, menurut informasi yang diterimanya dari Kuala Lumpur, negeri jiran tersebut sama sekali tak berniat untuk mengajukan kesenian Reog Ponorogo ke UNESCO sebagai warisan budaya Malaysia.
"Saya sudah berdiskusi dengan pusat mengenai ini, berdasarkan informasi awal, Malaysia tidak berniat mengajukan reog Ponorogo ke UNESCO sebagai milik kami," kata dia.