Uniknya Tradisi Kematian Suku Kajang, 40 Hari Dilarang Mandi Hanya Sarungan Tanpa Pakai Baju

Andin Nurul Alifah, Jurnalis
Rabu 08 Desember 2021 08:10 WIB
Masyarakat Suku Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan (Foto: Instagram/@asrullah.ai)
Share :

- Peringatan hari ketiga disebut Appasili, atau didinginkan (dibersihkan), semua alat-alat yang pernah almarhum gunakan dibersihkan supaya sosok almarhum tidak lagi 'terbayang-bayang' di dalam rumah.

Segala barang milik almarhum diambil, dikumpul, dan dipercik-percik daun khas Kajang, yakni daun dinging-dinging. Sebagai contoh kasur yang pernah dipakai tidur oleh almarhum, oleh keluarga dicuci di sungai dan dibawa pulang namun adapula yang sekaligus menghanyutkannya.

- Ritual hari kelima disebut hari Sa’la, makanan disajikan dan didoakan, masyarakat sekitar menyebutnya dibaca-bacai dan keluarga terdekatpun berkumpul dalam rumah tersebut.

(Foto: Instagram/@asrullah.ai)

- Hari ke-10 disebut Nialle Banngina, tetangga atau orang-orang sekitar membawa makanan ke rumah duka. Saat itu juga dimainkan permainan seruling yang oleh masyarakat lokal disebut Basing sebagai pengiring kesedihan.

- Sedangkan pada peringatan hari ke-100, diiringi ritual pemotongan kerbau. Pemotongan seekor kerbau disebut Nilajo-lajo. Jika dua ekor dinamakan Nidampo’.

Pada upacara ini disediakan pula makanan seperti songkolo, kue merah (Dumpi Eja), Ruhu’-ruhu’ (lazim disebut bannang-bannang). Pada peringatan ke-100 hari inilah Ammatoa dengan Galla-nya diundang ke acara tersebut.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya