Kehidupan Danau 7 Warna Berusia 3 Juta Tahun Ini Kian Terancam, Kok Bisa?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Senin 04 Oktober 2021 16:30 WIB
Danau Bacalar di Meksiko dikenal juga dengan Danau 7 Warna (Getty Images/Marco Bottigelli via BBC)
Share :

Tetapi fosil hidup rekan mikrobialit, yakni stromatolit, yang berasal dari "sekitar 3,5 miliar tahun", menjadikan populasi itu di Bacalar sebagai bukti tertua kehidupan di Bumi.Stromatolit itu menyerupai kembang kol - struktur besar berwarna krem yang tumbuh ke atas dari dasar batu kapur laguna di danau tersebut.

Mereka terlihat seperti batu, tetapi sebenarnya mereka adalah makhluk hidup.

Sedimen itu melapisi dirinya sendiri milimeter demi milimeter, dengan bantuan organisme fotosintesis yang disebut sianobakteri, hingga strukturnya berubah menjadi tumbuhan berbatu bawah air yang dapat dilihat di permukaan air dangkal.Stromatolit ini hanya masih ada di beberapa lokasi secara global - dan populasinya di Bacalar mengungkapkan sejarah yang membeku dalam waktu, seperti sejarah suhu maupun komposisi geokimia air di sana dari jutaan tahun yang lalu.

Baca juga: 4 Gereja Indah di Meksiko, Arsitekturnya Unik dan Bersejarah

Itu karena mereka benar-benar menjaga kondisi fisikokimia air dalam proses sedimentasi yang sangat lambat.

Yang terpenting, stromatolit juga membantu mendaur ulang elemen-elemen.

Mikroba yang membentuk stromatolit mengambil karbon dari CO2 di udara dan memasukkannya ke dalam karbonat dasar danau untuk disimpan. Mirip fungsi pohon, stromatolit secara aktif memperbaiki lingkungan kita.Tapi masalah yang dihadapi stromatolit ada dua, kata Falcón.

Danau ini dialiri oleh sungai bawah tanah sepanjang 450 kilometer yang merupakan bagian dari sistem gua dan terowongan air terbesar di dunia di sepanjang Semenanjung Yucatan.

Ini sebenarnya bagus untuk stromatolit - batuan karbonat terowongan diperkirakan membuatnya tumbuh lebih besar dari biasanya, menutupi permukaan laguna.

Susunan dalam air yang berubah

Tetapi lingkungan karst, di mana air tanah mengalir melalui rekahan dan sistem gua menghubungkan badan air, juga membuat stromatolit lebih rentan terhadap perubahan hulu.

Dan deforestasi hutan hujan di hulu dari laguna telah meningkat "secara eksponensial" dalam satu dekade terakhir karena praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, kata Falcón.

Itu telah menyebabkan peningkatan sedimen, pestisida dan pupuk yang masuk ke air selama musim hujan.

Tingkat nitrogen dan amonium yang tinggi tercatat di laguna, terutama di dekat kota. Susunan dalam air berubah - dan ganggang dan moluska berkembang biak dengan cepat.

Baca juga: Danau Punya 3 Warna, Pesona Gunung Kelimutu Benar-Benar Menyegarkan

Sejauh ini, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa komunitas mikroba dapat pulih dari kerusakan lingkungan dalam jangka pendek.

Industri pariwisata lokal juga memainkan peran dalam degradasi Bacalar.

"Bacalar sebagai tujuan wisata telah mendapat perhatian yang meningkat tetapi tanpa diiringi perencanaan kota yang dibutuhkan, termasuk pengolahan limbah dan fasilitas sanitasi yang memadai."

Sebuah studi yang ditulis bersama Falcón menemukan Firmicutes dalam jumlah tinggi, yakni bakteri yang ditemukan di usus manusia, di laguna itu.

Selain itu, De Valle mengatakan industri pariwisata yang meningkat pesat di danau itu, termasuk aktivitas menggunakan perahu, kayak, jet ski, jangkar, fin kicks, dan bahkan orang-orang yang berdiri di tepi laguna, berdampak pada permukaan stromatolit sehingga menjadi rusak.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya