Deasy Larasati dari Smile Train Indonesia mengatakan, sangat disayangkan jika anak-anak bibir sumbing atau celah langit-langit usia sekolah jadi korban bully. Mereka merasa dikucilkan dan jadi bahan ejekan teman.
"Tentu akan sia-siap kalau mereka berhenti. Waktu kecil belum merasa malu, pas sekolah merasa aneh dan jadi di-bully. Padahal mereka jadi penerus bangsa yang dapat kesempatan untuk dapat pendidikan layak," ujarnya.
Di samping itu, dia juga mengedukasi keluarga maupun anak sumbing atau celah langit-langit ini. Menurut Deasy, masalah fisik yang dialami anak-anak tersebut bukan aib.
"Maka sumbing tidak ada kalitan dengan aib, orangtua dan keluarga kita edukasi dan jangan sampe terlambat untuk penanganan bibir sumbing," tutupnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)