Sesuai dengan namanya, lanjut Tarmizi, Pande itu pada masa kejayaannya adalah tempat para pandai besi, pabrik senjata, dan pusat aktivitas ekonomi kerajaan.
Wilayah tersebut dulunya juga merupakan areal inti dari berbagai peristiwa sejarah, sebab berada di tepi laut dan di bagian muara atau hilir krueng (sungai) Aceh.
"Kawasan itu salah satu panggung utama sejarah Aceh dan telah merekam jejak-jejak sejarah yang cukup banyak. Termasuk dalam mukim Masjid Raya di mana Daruddunya, istana dan kuta para sultan Aceh," ujarnya.
Baca juga: Tata Destinasi Wisata Unggulan, Pemkot Aceh Bangun 3 Dermaga
Tarmizi juga menerangkan bahwa kawasan Krueng Aceh sendiri mulai dari hulu sampai hilir merupakan nadi kebudayaan dan peradaban orang Aceh. Dari dua tepi sungai tersebut orang Aceh telah menyebar ke berbagai tempat di Asia Tenggara.
"Maka dari itu kawasan tersebut sama sekali tidak layak dijadikan tempat pembuangan sampah dan limbah apalagi lumpur tinja, itu sangat tidak logis dan tidak masuk ke cita rasa," tutupnya.
(Rizka Diputra)