Tidak hanya membuat karya seni untuk dipamerkan, disebutkan lebih lanjut nantinya para seniman yang terlibat juga akan mengajarkan warga lokal setempat untuk berkreasi memanfaatkan sampah, mengubah dari sampah menjadi barang seni.
Project director dan salah satu pendiri Sagarmatha Next Centre, Tommy Gustafsson mengatakan dengan acara pameran seni dari sampah ini diharapkan bisa mengubah persepsi tentang sampah di kalangan masyarakat umum.
“Kami ingin menunjukkan bagaimana kita bisa mengubah limbah padat menjadi karya seni yang berharga, dan menghasilkan lapangan kerja dan penghasilan. Kami berharap dapat mengubah persepsi masyarakat tentang sampah dan cara pengelolaannya,” kata Tommy saat diwawancara Reuters.
Dijadwalkan pada musim semi mendatang, galeri seni tersebut sudah bisa menghelat soft opening bagi warga lokal. Tak hanya menampilkan karya-karya seni untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, tetapi di acara ini juga akan dijual aneka cenderamata. Hasil penjualan dari souvenirs tersebut akan disumbangkan untuk program konservasi di wilayah pegunungan Everest.
(Dyah Ratna Meta Novia)