Rebo wekasan merupakan salah satu ritual keagamaan yang dilakukan setiap bulan Shafar terakhir. Biasanya sebagian umat Islam melakukan doa, seperti sholat hajat untuk menolak bala.
Seperti dikutip dari laman Pondok Pesantren Lirboyo, bala yang turun ini terlebih dahulu dipilih oleh seorang Wali Quthb (wali tertinggi) dan barulah kemudian menimpa umat manusia.
Imam al-Dairabi berkata :
ذَكَرَ بَعْضُ الْعَارِفِيْنَ مِنْ أَهْلِ الْكَشْفِ وَالتَّمْكِيْنِ أَنَّهُ يَنْزِلُ فِي كُلِّ سَنَةٍ ثَلَاثُ مِئَةِ أَلْفِ بَلِيَّةٍ وَعِشْرُوْنَ أَلْفًا مِنَ الْبَلِيَّاتِ وَكُلُّ ذَلِكَ فِيْ يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ الْأَخِيْرِ مِنْ صَفَرَ فَيَكُوْنُ ذَلِكَ الْيَوْمُ أَصْعَبَ أَيَّامِ السَّنَةِ
Artinya: “Sebagian ulama Arifin dari Ahli Kasyf menuturkan bahwa pada setiap tahunnya diturunkan 320 ribu bala’ (cobaan). Yaitu terjadi pada hari Rabu terakhir dari bulan Shafar. Pada waktu itu merupakan hari terberat dari sekian banyak di hari dalam satu tahun.”
Menurut KH Maimoen Zubair, rebo wekasan dapat melakukan sholat sunah hajat sebanyak empat rakaat. Kemudian pada tiap rakaat, setelah membaca surat al-Fatihah membaca surat Al-Kautsar 17 kali, surat Al-Ikhlash 5 kali, Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan Al-Nas) 1 kali.