Kenapa Sih Menguap Bisa Menular?

Novie Fauziah, Jurnalis
Selasa 06 Oktober 2020 21:32 WIB
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
Share :

Molly Helt, peneliti dari psikologi klinis di University of Connecticut, Storrs, mengatakan, menguap dapat membantu dokter mendiagnosis perkembangan gangguan kesehatan pada seseorang. Menguap juga bisa membantu dokter untuk lebih memahami bagaimana seseorang berkomunikasi dan terhubung dengan orang lain.

“Penularan emosional adalah insting alami yang dimiliki semua manusia. Menguap mungkin termasuk salah satunya,” kata Molly.

Inspirasi dari penelitian ini datang ketika ia mencoba untuk membersihkan telinga anaknya yang mengidap autisme. Ia berulang kali menguap di depan si anak, berharap anaknya juga menguap. Tapi anaknya tidak pernah menguap balik.

“Fakta bahwa anak autis tidak melakukannya bisa berarti mereka benar-benar tidak merespons hubungan emosi di sekitar mereka,” paparnya.

Selain itu Robert Provine, ahli saraf dari University of Maryland, Baltimore County mengatakan bahwa sebenarnya janin juga sudah bisa menguap. Janin menguap di dalam rahim kira-kira sejak 11 minggu setelah terbentuk.

Sayangnya, alasan ilmiah yang pasti tentang mengapa menguap bisa menular belum bisa dijelaskan oleh para peneliti. Sama seperti menularnya tawa dan tangis, para peneliti dan ilmuwan memiliki teori bahwa menguap yang menular merupakan pengalaman bersama yang meningkatkan hubungan sosial.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya