Lebih lanjut, dikatakan di sana bahwa pasien dengan efusi pleura non-ganas memiliki angka kematian per tahunnya di kisaran 25 persen sampai 57 persen.
Di laporan ini pun dijelaskan bahwa salah satu gejala yang bisa dikenali dari penyakit Efusi Pleura ialah nyeri di dada yang memiliki kelainan ataupun sesak napas. Pada beberapa kasus, gejala tidak membaik meski cairan sudah disedot.
"Bukan hanya dua gejala itu, beberapa pasien Efusi Pleura kerap mengeluhkan batuk kering yang dapat dijelaskan sebagai manifestasi dari peradangan di area pleura atau kompresi paru-paru akibat cairan yang banyak. Penyakit ini juga dikaitkan dengan penurunan kualitas tidur," tulis laporan tersebut.
"Dikatakan juga bahwa 70 persen dari 126 pasien dengan Efusi Pleura memiliki penyebab tunggal, tetapi 30 persen lainnya memiliki lebih dari satu penyebab. Efusi Pleura multifaktoral dapat menciptakan tantangan tersendiri dalam diagnostik maupun teraputiknya," tambah laporan itu.
Laporan ini ditulis oleh Julius-Maximilians-Universität Würzburg, Klinikum Würzburg Mitte, Missioklinik, Department of Pneumology: Prof. Dr. med. Berthold Jany (Chefarzt i. R.), Department of Respiratory Medicine, Hannover Medical School: Prof. Dr. med. Tobias Welte, Klinikum Würzburg Mitte, Standort Missioklinik Pneumologie, dan Adalbert-Stifter-Weg 16, Würzburg, Germany.
(Martin Bagya Kertiyasa)