Sejak saat itulah olahraga tradisional ini telah diturunkan dari generasi ke generasi. Olahraga yang terlihat cukup aneh ini melibatkan tiga orang dalam satu tim yang berlari dengan papan kayu yang sama. Papan kayu tersebut memiliki panjang satu meter dengan lebar 9 cm dan tebal 3 cm.
Permainan ini memiliki koordinasi dan kekompakan tim yang sangat solid. Jika salah satu dari tiga orang mendorong terlalu keras maka akan jatuh ke belakang yang menyebabkan efek domino dalam tim.
Baca Juga : Cegah Covid-19, Dokter Reisa Minta Masyarakat Belajar dari Aceh dan NTT
Pada 2005 Komisi Urusan SIpil Nasional menyetujui rencana balap bakiak sebagai acara resmi dalam Permainan Olahraga Tradisional Minoritas Nasional tahunan. Olahraga ini dimainkan baik oleh pria dan wanita terutama oleh orang-orang Zhuang.
“Balap sepatu papan (balap bakiak) adalah olahraga tim yang sebenarnya dan koordinasi adalah persyaratan yang paling penting. Selain meningkatkan kebugaran fisik dan pelatihan kecepatan, olahraga ini lebih tentang pada meningkatkan kerjasama dalam anggota tim semaksimal mungkin,” tutur Pelatih Kepala Tim Balapan Bakiak, Liu Jianxin.
(Helmi Ade Saputra)