"Dalam kasus yang mengancam nyawa, keluarga pasien berhak meminta atau mengajukan perawatan apa yang harus diberikan pada pasien. Terapi plasma memang belum disetujui di india, tetapi beberapa negara memperlihatkan keberhasilan perawatan yang satu ini," ungkap Dr Sandeep Budhiraja, direktur klinis untuk Max Healtcare.
Plasma merupakan komponen darah yang mengandung antibodi penangkal virus. Dalam terapi plasma, plasma dari pasien sembuh COVID-19 yang dalam dunia medis disebut 'liquid gold' digunakan untuk mengobati mereka yang sakit parah.
Harapannya, antibodi yang terkandung di dalam plasma tersebut mampu memperkuat sistem kekebalan tubuh pasien COVID-19 dan bisa melawan virus SARS-CoV-2 yang ada di tubuh pasien secara efektif.
Nah, karena uji klinis secara resmi baru akan dilakukan, keluarga pasien ternyata mencari donor plasma sendiri. Keluarga ini menemukan wanita yang sembuh dari COVID-19 sudah tiga minggu yang lalu, tak ada kondisi lain yang memperburuk tubuhnya, dan dia bersedia menyumbangkan darahnya.
"Perlu dicatat, terapi plasma bukan senjata utama melawan COVID-19. Pasien tetap harus mengonsumsi obat-obatan standar lainnya. Namun, kami bisa katakan bahwa terapi plasma bisa berfungsi sebagai katalis dalam mempercepat penyembuhan pasien," terang Budhiraja.
(Helmi Ade Saputra)