Pada keterangan yang ditulis, Angkie Yudistia mengatakan bahwa penggunaan masker transparan ini, memang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung lingkungan sang pengguna. Menurutnya, individu atau orang yang paling tepat mengenakan masker tersebut adalah pihak keluarga dari teman tuli atau tuna rungu.
"Paling utama adalah keluarga yang menggunakannya karena paling terdekat dengan teman tuli/rungu untuk berinteraksi, lalu rekan kerja (yang masih bekerja diluar). Karena terus terang, kesulitan kami dalam mendengar membuat kami lebih banyak bingungnya. Dunia kembali hening," tulis Angkie.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kenyamanan masker tranparan sejatinya belum terlalu maksimal bila dipakai terlalu lama. Hal ini disebabkan oleh penggunaan mika sebagai salah satu bahan utamnya.
Namun, dia mengaku akan terus mencoba memilih bahan yang lebih baik sehingga dapat memudahkan sang pengguna ketika bernapas.
"Terus dicoba dengan pemilihan bahan dan lebih banyak bahannya memudahkan kita untuk terus bernapas. Tetap semangat ya teman-teman, yang utama Tetap #dirumahaja!," tutup Angkie Yudistia.