Wahyu Prasetyo menambahkan, sudah ada sejumlah investor yang secara lisan menyatakan minat untuk mengelola objek wisata Mata Air Cokro Tulung Klaten.
“Itu belum secara resmi. Mereka sanggup tidak ketika ada target memperoleh pendapatan seperti tahun kemarin? Ini yang kami tawarkan,” kata Wahyu Presetyo.
Sebagai informasi, pendapatan dari pengelolaan retribusi tiket masuk Cokro sepanjang 2019 mencapai Rp1,7 miliar. Nilai itu meningkat dibandingkan perolehan pendapatan pada 2018 sekitar Rp900 juta.
(Martin Bagya Kertiyasa)