“Biasanya soal mitos, di daerah-daerah tertentu itu misalnya anak bayi itu dipahaminya cukup sekian bulan saja diberi ASI (air susu ibu) lalu selesai," jelas dr. Erna saat ditemui di Senayan.
"Ada juga mitos misalnya habis melahirkan itu ada yang langsung dikasih pisang, jadi lebih memilih makanan pendamping ASI. Kepercayaan dengan mitos ini memang jadi kendala,” tambah dia.
Mirisnya, ternyata faktor pernikahan dini yang memang banyak terjadi di daerah juga jadi alasan yang memicu mengapa banyak ibu lebih memilih memberikan susu kental manis sebagai asupan layaknya minuman susu. Faktor sistem reproduksi yang belum siap hingga rendahnya pengetahuan ibu-ibu belia ini, disebutkan oleh dr. Erna sebagai pemicu.