Terlebih pada malam hari, sambung Adjie, korban banjir akan semakin memunculkan rasa kesepian, terisolasi, atau juga keterasingan.
Lebih lanjut, World Health Organization (WHO) memberi pernyataan bahwa banjir menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik. Sebut saja demam tifus, kolera, leptospirosis, sampai hepatitis A. "Karena adanya potensi ini, memunculkan rasa cemas yang berlebihan pada korban," terangnya.
Selain menyebabkan panik dan cemas, banjir juga dapat memengaruhi meningkatnya perasaan takut atau insecure. Hal ini diterangkan Adjie karena banjir membuat korban meninggalkan rumah yang mereka anggap aman.
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk membantu memulihkan kondisi mental bagi korban kebanjiran? Adjie menerangkan, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan mental adalah dengan menghangatkan kembali hubungan antar manusia. Karena manusia adalah makhluk sosial, cara tersebut dianggap bisa mengurai masalah.