Hal ini menjadi permasalahan kebanyakan pengantin. Mereka akan dihadapkan pada jumlah tamu undangan yang banyak, meliputi rekan pengantin, saudara keluarga, hingga tetangga, bahkan pihak-pihak yang sebetulnya tidak mengenal si pengantin.
Alhasil, meminimalisir tamu adalah upaya yang cerdas untuk menekan pengeluaran. Hal ini dilakukan kakak perempuan Allya. Di pernikahan tersebut, pihak keluarga hanya mengundang 100 tamu saja. Siapa saja mereka?
"Keluarga besar ayah teteh, keluarga besar ibunya teteh, keluarga besar ayahnya mas, keluarga besar ibunya mas, 1 teman dekatnya teteh, dan 2 teman dekat kakaknya teteh. Jadi, benar-benar saudra ketemu saudara. Semua pada kenal dan semakin kenal dengan keluarga baru," ungkap Allya.
Hal ini ternyata berdampak pada prasmanan. Ya, porsi makan tamu undangan pun dikatakan Allya menjadi jelas, bahkan mereka kelebihan. Alhasil, ada beberapa makanan yang tersisa dibawa pulang. Biar nggak mubazir.
Tidak hanya soal porsi makan, tempat duduk pun aman. Jadi, tidak ada yang namanya makan berdiri dan merasa tidak nyaman dengan hal tersebut.
Allya menjelaskan kalau pernikahan kakak perempuannya ini tidak menggunakan wedding organizer (WO) sama sekali. Jadi, semua diurus pengantin. Letak bangku, prasmanan, booth buat foto, semua diatur pengantin.
Pernikahan murah ini dilakukan di gedung serbaguna. Di gedung ini juga ada cafenya dan ada 3 kamar kosong yang dijadikan tempat makeup dan ruang istirahat pengantin dan keluarga.
Menariknya, pembawa acar pernikahan adalah teman pengantin sendiri. Ini juga tentunya menekan budget pernikahan. Ya, meski teman sendiri, tetap harus memberi upah sebagai bayaran capek.
Selain itu, tidak ada yang namanya pelaminan. Jadi, semuanya membaur. Tempat duduk orangtua pun tak ada, sehingga orangtua pengantin pun bebas bersilaturhami dengan tamu undangan. Jadi, upaya ini dilakukan agar tidak ada batas di antara pengantin dengan tamu yang datang.