Suparno, 41, warga Dukuh Kedawung RT 018A, Slendro, Gesi, menggelar tikar di bawah rindangnya pohon kelengkeng. Ia tiduran bersama keluarganya sambil menikmati kelengkeng.
Ia juga membawa bekal makan siang berupa nasi dan ayam goreng. Suparno mengetahui adanya kebun kelengkeng itu dari Facebook. “Iya, tadi masuknya bayar Rp20.000/orang. Kalau anak kecil hanya Rp10.000/orang,” katanya.
Yuni tertarik melihat Suparno yang menikmati teduhnya siang itu. Ia mengampirinya dan ikut nebeng beristirahat di bawah teduhnya pohon kelengkeng. Yuni bercerita bersama warga lainnya tentang konsep pengembangan kebun kelengkeng itu.
BACA JUGA : Cuma Pakai Handuk, Lihat Kompaknya Anggun C. Sasmi dan Anaknya Bernyanyi
“Harapannya muncul kebun-kebun seperti ini dengan varian buah yang berbeda. Orang cari kelengkeng ingatnya Sigit. Nah, orang cari durian sudah ada kawasan Betisrejo. Orang mencari nangka ingatnya di Plupuh, Tanon, dan Sumberlawang. Ada 1.200 bibit nangka yang disebar di tiga kecamatan itu. Ini peluang untuk promosi daerah. Pemkab akan membantu promosi wisata itu,” tuturnya saat ditemui wartawan.
(Dinno Baskoro)