Mencicipi Kelengkeng Rasa Durian di Desa Sigit

Agregasi Solopos, Jurnalis
Selasa 23 April 2019 21:45 WIB
Kelengkeng rasa durian (Foto: Tri Rahayu/Solopos)
Share :

Yuni ingin melihat dan memetik kelengkeng langsung di kebun. Setelah memotong pita merah di gapura masuk kebun, Yuni menyusuri jalan setapak di pinggiran kebun yang dipagari jaring dari bahan plastik.

Ia pun menuruni jalan terjal dan curam. Dua orang warga harus membantu memegangi kedua tangan Yuni saat berjalan di jalan itu. Begitu sampai di kebun, Yuni langsung memetik dan mencicipi klengkeng itu. “Ada kelengkeng rasa durian juga,” kata Wardoyo.

Kata-kata Wardoyo membikin Yuni penasaran. Ia berjalan ke dalam lagi untuk mencari kelengkeng durian. Ternyata rasanya manis dan beraroma durian. Ada empat jenis kelengkeng di kebun itu, yakni kelengkeng diamon, silver, itoh, dan aroma durian.

Ada 385 batang pohon kelengkeng bantuan pemerintah yang ditanam di kebun itu sejak pada 2015. Hama codot menjadi musuh 14 petani yang memelihara tanaman kelengkeng itu karena banyak buahnya yang habis dimakan hama buah itu.

Tri, 30, warga Slendro, Gesi, Sragen, datang bersama sembilan orang temannya satu kampung. Ia membayar Rp20.000/orang untuk bisa masuk ke kebun itu dan makan kelengkeng sepuasnya.

Tri merasa harga tiket masuknya terlalu mahal karena yang di Purwodadi hanya Rp15.000/orang. “Buah kelengkengnya juga berair dan dagingnya tipis. Ini baru dibuka kali pertama. Ya, lumayan, tapi ke depan masih banyak yang perlu diperbaiki, seperti jalannya, fasilitas toilet, gazebo, dan seterusnya,” katanya.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya