Fakta-Fakta Autisme, Salah Satunya Lebih Banyak Menyerang Anak Laki-Laki

Agregasi Hellosehat.com, Jurnalis
Selasa 02 April 2019 10:43 WIB
Ilustrasi : Anak dengan Autisme (Foto : Shutterstock)
Share :

AUTISM Spectrum Disorder atau autisme adalah kelainan neurologis dan perkembangan yang dimulai pada masa kanak-kanak dan bertahan seumur hidup. Autisme dapat mempengaruhi anak dalam interaksi sosial, berkomunikasi secara verbal dan non verbal, serta perilaku.

Anak dengan autisme mengalami kesulitan untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Hal ini membuat mereka sulit mengekspresikan diri baik dengan kata-kata, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan sentuhan. Selain itu, anak dengan autisme juga cenderung melakukan hal yang diulang-ulang dan memiliki ketertarikan yang sempit dan obsesif.

Seseorang dengan sindrom autisme sangat sensitif sehingga ia mungkin akan sangat terganggu, bahkan tersakiti oleh suara, sentuhan, bau, atau pemandangan yang tampak normal bagi orang lain.

Autisme bervariasi dalam tingkat keparahan dan gejala. Dalam beberapa kasus, autisme juga dapat tidak disadari, khususnya autisme ringan pada anak atau jika ada kelainan lain yang lebih parah sehingga gejala autisme jadi terabaikan. Para ilmuwan tidak yakin dengan penyebab autisme, namun hal yang mungkin berperan yaitu genetik dan lingkungan.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), semakin lama kasus autisme di dunia semakin bertambah. Meskipun bertambah, makin banyak juga masyarakat yang tidak mengetahui tentang perkembangan, pengetahuan atau bahkan fakta tentang autis. Ada beberapa fakta tentang autis yang harus diketahui, agar banyak masyarakat tidak salah paham. Apa saja itu? Mari simak 5 fakta paling dasar dan penting untuk diketahui.

1. Anak autis bisa didiagnosis sejak dini

Fakta tentang autis yang pertama ini mungkin cukup mencengangkan. Faktanya, banyak anak-anak yang berusia dibawah usia 18 bulan sudah didiagnosis memiliki gangguan spektrum autisme (ASD) Tetapi sebagian besar kondisi autisme ini juga bisa didiagnosis pada anak yang berusia lebih dari 24 bulan atau 2 tahun.

Alycia Halladay, PhD, kepala staf sains di Autism Science Foundation di New York City, mengatakan bila anak-anak berusia dua tahun sudah memiliki masalah pada interaksi sosial mereka, dan ini bisa menjadi faktor penentu diagnosis autisme pada anak.

Baca Juga : Cewek Ini Viral Setelah Jiplakan Air Susunya Bocor saat Diboncengi Motor

Tidak ada tes medis yang bisa mencari tahu seseorang mengidap autisme atau tidak. Dokter anak biasanya memeriksa perilaku anak melalui perkembangan mereka lalu sembari mengecek lewat tes pendengaran, penglihatan dan neurologisnya untuk mengetahui ada gangguan autis atau tidak pada anak.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya