Mbok Jum mengungkapkan jika sedang ramai omzet penjualannya bisa mencapai Rp3 juta/hari. Jika agak sepi, biasanya mendapatkan Rp1,5 juta/hari. Ketika ditanya apa resepnya sehingga bisa bertahan lama berjualan di UNS, Mbok Jum mengatakan masakan yang enak dimakan menjadi kuncinya. Karena segmen pasarnya mahasiswa, Mbok Jum tidak mematok harga mahal.
“Kalau harganya mahal, pelanggan lari ke tempat lain. Karena harganya murah, untungnya memang sedikit. Tapi cukup untuk menggaji enam karyawan dan kebutuhan keluarga saya,” ujar Mbok Jum kala itu.
Selain itu, ungkapnya, Mbok Jum juga bersedia memberikan utangan kepada pelanggan yang mengaku tidak punya uang. Mbok Jum menceritakan, kadang ada mahasiswa yang jujur bilang minta utang dulu untuk makanan yang dinikmati.
Mendiang Mbok Jum juga pernah memiliki pengalaman menarik ketika puluhan mahasiswa UNS mengadakan reuni. Saat itu, mereka memberikan uang kepada Mbok Jum Rp2 juta. Awalnya, Mbok Jum menolak. Tapi salah satu dari alumni itu yang mengatakan bahwa uang itu sebagai pengganti karena semasa menjadi mahasiswa dulu, ada di antara mereka yang terpaksa makan di kantin Mbok Jum tapi tidak membayar karena tidak punya uang.
“Entah mereka bercanda atau serius saya tidak tahu. Selama ini saya percaya saja sama mereka,” kata Mbok Jum.
(Santi Andriani)