4. Extreme turbulence (penumpang mulai terlempar dari kursi)
Pada kondisi ini goncangan semakin besar hingga membuat penumpang berasa terlempar-terlempar dari kursi. Di kokpit sendiri autopilot susah untuk dipasang, jadi pilot akan mengendalikan secara manual.
“Bahaya gak sih? Sebenarnya tidak cuma ya susah aja nerbanginnya. Jadi jika menghadapi situasi seperti ini, pilot akan segera mengubah jalur penerbangan entah ketinggian atau rutenya akan diganti. Karena masalah ini terjadi bisa karena adanya typhoon atau tropical cyclone lainnya dan ini berbahaya,” tutur Kapten Rizka.
“Tapi tenang semua fenomena ini tidak akan menghancurkan pesawat selama tidak overstress dan overspeed. Bisa bikin patah sayap? Tidak, karena pesawat sudah dirancang untuk masuk ke turbulence dengan segala limitasinya. Kecepatannya juga ada batasannya,” lanjutnya.
Lalu banyak penumpang dan masyarakat kebingungan untuk mengatasi turbulensi yang mengganggu dan membuat tidak nyaman. Nah, untuk mengatasi hal ini, Kapten Rizka memiliki sedikit tips yang membuat Anda bisa merasa sedikit tenang saat menghadapi turbulensi yang tidak diinginkan.
“Dengarkan semua instruksi dari pilot dari pramugari atau kabin krunya. Duduk di tempat duduk masing-masing, gunakan sabuk pengaman, eratkan sabuk pengaman, bila ada anak kecil dijaga dengan baik, terakhir adalah berdoa. Jadi tidak usah takut dengan turbulence,” tutupnya.
(Utami Evi Riyani)