Dampak Negatif Menikah di Usia Dini bagi Kesehatan Reproduksi Perempuan

Dimas Andhika Fikri, Jurnalis
Selasa 25 September 2018 21:00 WIB
Ilustrasi (Foto: Okezone)
Share :

MENURUT Survey Demografi Kesehatan indonesia tahun 2017, ditemukan adanya penurunan penggunaan kontrasepsi modern pada segmen usia muda (15 29 tahun) secara signifikan sebesar 4 persen. Hal ini juga berpengaruh kepada tingginya kehamilan remaja di Indonesia yang diperkirakan sampai dengan 500 ribu kehamilan remaja perempuan setiap tahunnya.

Rendahnya pengetahuan anak muda terhadap kesehatan reproduksi (KESPRO) dan kurangnya akses terhadap informasi yang akurat dan terpercaya tentang kontrasepsi disinyalir menjadi dua penyebab utama hal tersebut.

Kedua fakta itulah yang kini tengah menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia. Bukan tanpa sebab, kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat para remaja dan generasi millennials lebih mudah dalam mengakses konten-konten berbau pornografi dan terjerumus dalam pergaulan bebas. Hal tersebut secara tidak langsung memicu peningkatan angka kehamilan remaja di Indonesia.

Menurut dr. UF Bagazi, SpOG dari RS. Brawijaya Antasari, kehamilan pada masa remaja sebaiknya dihindari karena menimbulkan banyak sekali efek negatif. Tidak hanya menyangkut kesehatan tubuh saja, tetapi juga berdampak pada kesehatan psikologinya.

“Minarke atau men situ pertama kali dialami oleh anak wanita pada usia 12-13 tahun. Namun sayangnya, tidak banyak yang mengetahui bahwa pada masa inilah perbandingan antara mulut dan bagian atas rahim masih memiliki proporsi yang sama 1:1,” tutur UF Bagazi, dalam konferensi Hari Kontrasepsi Sedunia bersama DKT Indonesia, di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (25/9/2018).

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya