"Untuk pengelolaan kita serahkan ke relawan komunitas Jangkuk Rafting, di bawah koordinator Dinas Lingkungan Hidup (DLH)," ujarnya.
Kepala DLH Kota Mataram Irwan Rahadi yang dikonfirmasi terkait dengan dibukanya objek wisata "rafting" tersebut mengatakan, untuk mendukung beroperasionalnya wisata arung jeram tersebut tahun 2017 pemerintah kota mengalokasikan dana Rp180 juta.
Anggaran tersebut dipergunakan untuk menata dan membuka jalur, pengadaan peralatan seperti 10 perahu karet, rompi, topi, dayung dan lainnya.
"Saat ini para realwan Jangkuk Rafting sedang menyiapkan fasilitas tempat peristirahatan sehingga masyarakat di lokasi tersebut bisa mengambil bagian dengan membuka usaha," katanya.
Untuk menjamin keselamatan pemain arung jeram, Jangkuk Rafting telah menyiapkan tenaga-tenaga profesional yang akan mendampingi setiap peserta.