JAKARTA - Meat and Livestock Australia (MLA) Indonesia bekerja sama dengan Victorian Government Trade and Investment, menghadirkan sebuah malam kuliner untuk merayakan kreativitas, kolaborasi, dan kualitas daging domba Australia, Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Acara bertajuk “The Art of Victorian Lamb, Crafted by Lambassador Chefs” ini menjadi ajang pertemuan chef Indonesia dan Singapura untuk menampilkan potensi domba premium asal Victoria dalam berbagai kreasi hidangan.
Kehadiran Her Excellency Professor the Honourable Margaret Gardner AC, Governor of Victoria, memberi makna lebih pada acara ini. Dia menegaskan kuatnya hubungan Victoria dengan Indonesia, terutama dalam sektor pertanian, perdagangan, dan industri kuliner.
Lima chef Lambassador menjadi bintang utama malam itu, masing-masing membawa gaya khas dan interpretasi berbeda terhadap potongan lamb leg, lamb rack, dan lamb shoulder. Ada Chef A.S Windoe (Archipelago International), Chef Rizqi Pradana (Artisan Kuliner Group), Chef Victor Taborda (Casalena), Chef Bayu Timur (Ritz-Carlton Mandapa Bali), serta Chef Alysia Chan dari Singapura.
Setiap stan menyajikan pengalaman berbeda, dari racikan bernuansa Indonesia hingga sentuhan Western modern. Para tamu diajak bergerak dari satu kreasi ke kreasi lain, mencicipi bagaimana daging domba Victoria bisa tampil lembut, bersih aromanya, dan fleksibel untuk berbagai gaya masakan.
Terdapat beberapa hidangan yang sukses mencuri perhatian. Antara lain, yakni Crusted Lamb Rack and Walnut over Tahini karya Chef A.S Windoe; Slow Roasted Lamb Shoulder with Komoh Spices, Dirty Rice, Trancam Vegetable karya Chef Rizqi Pradana; Slow-Braised Lamb Leg with Sweet Potatoes karya Chef Victor Taborda; Lamb Ragu Ravioli, Cheese Fondue, Rosemary Lamb Sauce karya Chef Bayu Timur; serta Slow-Roasted Lamb Shoulder with Potato Puree, Apricot Salsa Verde & Crispy Quinoa karya Chef Alysia Chan.
Pada kesempatan tersebut, Chief Representative MLA Indonesia, Christian Haryanto, menjelaskan bahwa acara ini memang dirancang untuk meningkatkan pemahaman publik mengenai daging domba Australia, terutama dari Victoria.
“Daging domba Australia dikenal secara global karena kualitasnya yang tinggi, rasa yang lezat, dan jaminan halalnya, menjadikannya pilihan sempurna bagi konsumen Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, melalui gelaran ini, MLA juga ingin mengubah persepsi bahwa memasak domba itu sulit, ataupun dagingnya yang dianggap selalu berbau kuat.
“Banyak yang merasa masak lamb itu susah dan baunya kuat. Padahal dengan daging domba Australia, aromanya lebih bersih dan proses memasaknya sebenarnya simpel. Tadi kita juga mencicipi, dan tidak ada aroma tajam yang sering ditakuti orang,” katanya.
Di sisi lain, Chef Bayu Timur dari Ritz-Carlton Mandapa Bali melihat acara ini sebagai ruang kreatif yang mempertemukan perspektif, teknik, dan budaya kuliner beda negara.
“Acara MLA hari ini amazing, semua chef berkumpul membawa menu masing-masing untuk menunjukkan keunggulan yang berbeda. Ada sentuhan Indonesia, ada Australia, ada Argentina, ada Western. Ini kolaborasi yang bagus,” ujarnya kepada iNews Media Group.
Dia juga menegaskan bahwa domba Australia mudah diolah dan cocok dengan preferensi rasa masyarakat Indonesia.
“Kalau di Indonesia kita bilangnya kambing. Dan lamb dari Australia ini lebih empuk dan bisa dimasak dengan berbagai cara, termasuk digabungkan dengan bahan-bahan lokal,” tuturnya.
Bagi Victoria, daging domba bukan sekadar komoditas ekspor, melainkan juga sebagai representasi dari standar keberlanjutan, kualitas pemrosesan, dan komitmen jangka panjang terhadap pasar internasional.
Karena itu, acara Lambassador tidak hanya menjadi perayaan kuliner, tetapi juga jembatan diplomasi yang mempertemukan pemerintah, pelaku industri, hingga komunitas chef. Interaksi langsung dengan Gubernur Victoria semakin menegaskan pentingnya sektor ini sebagai titik kolaborasi antara kedua negara.
Ke depannya, MLA bersama Victorian Government Trade and Investment akan memperluas kerja sama dengan pemerintah Indonesia, khususnya di sektor ritel dan distribusi. Fokusnya tentu untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kualitas produk pertanian Australia, mulai dari daging sapi, domba, hingga produk susu.
Melalui program Lambassador dan kegiatan promosi lintas negara seperti ini, MLA berharap masyarakat semakin mengenal potensi daging domba Victoria sebagai bahan yang fleksibel, berkualitas tinggi, dan mudah diolah, serta dapat menjadi bagian dari inovasi kuliner di Indonesia.
(Agustina Wulandari )