Viral Jasa 'Gue Temenin Jalan' di Jakarta, Teman Sewaan untuk Lawan Sepi
JAKARTA - Viral sebuah layanan baru bernama “Gue Temenin Jalan” tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Sesuai namanya, jasa ini menawarkan pendamping untuk berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari menemani ngopi, berbelanja, kondangan, hingga sekadar jalan santai di tengah kota.
Ide bisnis ini digagas oleh Johanes David Gratias Pero, seorang pemuda yang sebelumnya kehilangan pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK). Berawal dari pengalamannya saat berada di Bali, ia melihat ada kebutuhan masyarakat perkotaan yang kerap merasa kesepian atau tidak memiliki teman yang bisa menyesuaikan waktu. Dari situlah muncul gagasan untuk menghadirkan layanan profesional berupa teman sewaan.
Sejak diluncurkan pada akhir Agustus lalu, layanan ini sudah menarik sejumlah pelanggan, mayoritas perempuan berusia 25 hingga 40 tahun. Permintaan paling populer adalah menemani ngopi atau makan di kafe. Namun, ada pula yang meminta untuk ditemani ke dokter gigi atau menghadiri acara pernikahan.
Johanes menegaskan bahwa setiap interaksi dilakukan dengan batasan jelas. Pelanggan diminta mengisi formulir online sebelum bertemu, sehingga identitas dan tujuan kegiatan bisa diverifikasi.
Fenomena ini sekaligus mencerminkan realitas sosial masyarakat perkotaan, khususnya Jakarta. Kesibukan dan ritme hidup yang cepat sering membuat orang kesulitan menemukan teman untuk berbagi waktu. Di sisi lain, rasa sepi dan kebutuhan akan interaksi sosial tetap ada.
Meski viral, layanan ini masih berada pada tahap awal. Tantangan terbesar adalah membangun kepercayaan publik, menjaga keamanan, dan mengatur standar etika. Jika berhasil, bukan tidak mungkin konsep ini akan berkembang menjadi tren baru di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Untuk saat ini, “Gue Temenin Jalan” masih beroperasi dengan sistem sederhana: pemesanan dilakukan melalui formulir daring, pembayaran sesuai kesepakatan, dan layanan dibatasi hanya untuk aktivitas yang jelas dan aman.
Di tengah arus kesepian perkotaan, munculnya jasa ini menjadi cermin bahwa kebutuhan manusia untuk ditemani tak pernah benar-benar hilang, hanya berubah bentuk sesuai dengan zaman.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)
