JAKARTA - Kasus keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) marak terjadi dan menjadi perhatian banyak pihak. Pasalnya, keracunan ini dialami para siswa di sejumlah daerah.
Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat terdapat sebanyak 75 kasus keracunan MBG periode 6 Januari hingga 30 September 2025. Di mana ada 6.517 siswa yang menjadi korban terdampak keracunan.
Sementara itu, sejak 6 Januari hingga 31 Juli 2025 terdapat 24 kasus kejadian dan 51 kasus kejadian pada 1 Agustus hingga 30 September 2025.
Adapun penyebab keracunan menu MBG ini diungkap langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI.
Budi menjelaskan, penyebab keracunan MBG ini disebabkan tiga hal yaitu bakteri, virus, hingga zat kimia.
“Jadi, ada bakteri, ada beberapa itu virus, dan ini kimia,” kata Budi, di Ruang Kerja Komisi IX, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Menurut Budi, dengan ditemukannya penyebab tersebut maka pihaknya dapat mengetahui bagaimana cara penanganan. Selain itu, juga agar diketahui dari mana sumber virus tersebut berasal.
Adapun gejala yang dialami oleh korban yang terdampak keracunan MBG seperti mual, pusing, dan muntah. Di beberapa kasus, juga ada yang mengalami ruam hingga kejang-kejang.
Namun, gejala yang paling banyak dialami para korban adalah mual. Menurut data yang ditunjukkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada sebanyak 68,6% korban yang mengalami gejala mual.
Kemudian, gejala kedua yang paling banyak dialami para korban terdampak yaitu pusing. Sementara itu, untuk yang paling jarang dialami yaitu kejang.
Akibat maraknya kasus keracunan menu MBG, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan respons. Presiden memerintahkan program MBG tetap harus berjalan meski kasus keracunan meningkat beberapa waktu terakhir.
Kepala BGN, Dadan Hindayana menjelaskan, perintah tersebut diberikan Presiden Prabowo karena banyak anak dan orang tua yang menantikan terkait kapan menerima makan bergizi gratis.
"Yang terkait dengan kegiatan MBG, saya tetap diperintahkan oleh Pak Presiden untuk melakukan percepatan-percepatan, karena banyak anak, banyak orang tua yang menantikan terkait kapan menerima makan bergizi gratis," ujar Dadan dalam konferensi pers Penanggulangan KLB pada Program Prioritas MBG di kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jakarta.
"Di luar perintah itu, saya akan tetap melaksanakan, kecuali nanti Pak Presiden mengeluarkan perintah lain," sebutnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)