Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Diplomasi Budaya lewat Fotografi, Kemenbud dan Delapan Negara Hadirkan Pameran Tierra Viva

Agustina Wulandari , Jurnalis-Senin, 08 September 2025 |23:19 WIB
Diplomasi Budaya lewat Fotografi, Kemenbud dan Delapan Negara Hadirkan Pameran Tierra Viva
Kemenbud bersama delapan negara Amerika Latin hadirkan pameran foto kolektif bertajuk Tierra Viva. (Foto: dok Kemenbud)
A
A
A

JAKARTA – Kementerian Kebudayaan bersama Kedutaan Besar Argentina, Kolombia, Ekuador, Guatemala, Meksiko, Panama, Peru, dan Uruguay untuk Indonesia hadirkan pameran foto kolektif bertajuk Tierra Viva; Cultures and Colors of Latin America di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

Pameran yang akan berlangsung hingga 28 September 2025 mendatang ini, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam memperkaya pemahaman budaya sekaligus memperkuat diplomasi budaya antarbangsa.

Tierra Viva; Cultures and Colors of Latin America dimaknai sebagai metamorfosa atas harapan dan semangat hidup yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Tierra Viva berarti tanah yang hidup, melambangkan bagaimana delapan negara dalam pameran berusaha merepresentasikan keragaman budayanya masing-masing. Foto-foto yang dipamerkan menyuguhkan dialog antara alam dan budaya yang tumbuh secara harmonis juga penuh historis.

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon yang hadir langsung membuka pameran menyampaikan, “Dengan bangga kami mendukung penyelenggaraan acara Tierra Viva di Galeri Nasional Indonesia, salah satu landmark budaya yang berada di bawah naungan Indonesian Heritage Agency, yang mengelola 18 museum dan 34 situs cagar budaya di seluruh Tanah Air.

Didampingi oleh Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Endah T.D. Retnoastuti dan Direktur Eksekutif Indonesian Heritage Agency (IHA) Indira Esti Nurjadin, Menbud Fadli Zon juga menjelaskan keberhasilan perhelatan forum internasional Culture, Heritage, Arts, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 yang diselenggarakan di Bali pada 3-5 September 2025 silam.

Forum yang menghasilkan dokumen Bali Cultural Initiative Declaration ini turut dihadiri oleh salah satu negara Amerika Latin, yakni Venezuela.

“Kami sangat mengapresiasi kehadiran Wakil Menteri Kebudayaan Republik Bolivariana Venezuela, Sergio Leonardo Arria Bohorquez, dalam CHANDI 2025. Kami berharap pada kesempatan mendatang lebih banyak lagi delegasi dari negara-negara Amerika Latin yang turut hadir dan berpartisipasi,” ucapnya.

Fadli Zon menyampaikan harapannya agar pameran Tierra Viva dapat menjadi jembatan diplomasi antarbangsa.

“Pameran Tierra Viva ini menjadi jembatan yang mendekatkan kita, mendorong apresiasi yang lebih dalam terhadap warisan budaya masing-masing, sekaligus membuka ruang baru bagi kolaborasi kebudayaan.” tuturnya.

Sementara itu, Duta Besar Republik Peru untuk Indonesia Luis Tsuboyama menuturkan fotografi sebagai jembatan yang mampu menampilkan kebudayaan secara kolektif.

“Kita telah menyelesaikan sebuah milestone dengan menampilkan upaya kolektif dalam budaya. Tidak hanya menyuguhkan narasi yang unik, tetapi juga narasi yang dapat menghubungkan satu sama lain,” katanya seraya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Kementerian Kebudayaan.

Pada kesempatan yang sama, kurator pameran, Ayos Purwoaji, menjelaskan berbagai kisah antara Amerika Latin dan Indonesia yang memiliki kesamaan.

“Pameran ini menampilkan berbagai macam kisah, bahwa apa yang terjadi di Amerika Latin juga terjadi di Indonesia. Misalnya, ada kekayaan tekstil di Amerika Latin, di Indonesia juga ada, dilanjutkan dengan masyarakat adat, sejarah, hingga kehidupan masyarakat,” ujarnya.

Pameran Tierra Viva menghadirkan karya fotografi dari delapan fotografer dengan latar belakang negara yang berbeda, yakni Angela Rincon (Kolombia), Carlos Lopez Ayerdi (Guatemala), David Diaz (Peru), Luis Fabini (Uruguay), Lois Iglesias (Panama), Malena Diaz (Meksiko), dan Nora Iniesta (Argentina), serta dokumentasi fotografi dari Kementerian Luar Negeri Ekuador.

Tak hanya pameran fotografi, Tierra Viva juga suguhkan berbagai rangkaian program publik seperti diskusi bersama para fotografer dan pemutaran film-film Amerika Latin yang terjadwal di setiap akhir pekan hingga batas akhir pameran.

Tierra Viva mengajak para pengunjung untuk menjelajah Amerika Latin lewat keragaman budaya, mulai dari kehidupan sehari-hari, hingga Warisan Budaya Dunia. Seperti halnya serial foto Gauchos (para penunggang kuda terampil) karya Luis Fabini dari Uruguay. 

Seri ini menampilkan imajinasi tentang gaucho sebagai pengembara berjiwa bebas yang membentuk citra kolektif. Lain halnya dengan Ekuador yang mengajak para penikmat fotografi untuk menelusuri Kota Cuenca yang diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.

Turut hadir sejumlah delegasi negara sahabat dalam pembukaan pameran, antara lain, Duta Besar Republik Argentina untuk Indonesia, Gustavo Coppa; Duta Besar Republik Ekuador untuk Indonesia, Luis Arellano; serta Duta Besar Republik Guatemala untuk Indonesia, Jacobo Cuyún.

Hadir pula Duta Besar Republik Panama untuk Indonesia, Antonio Saturno; Duta Besar Republik Oriental Uruguay untuk Indonesia, Cristina Gonzalez; Duta Besar Persatuan Negara-Negara Meksiko untuk Indonesia, Alonso Gomez-Favila; dan Duta Besar Republik Kolombia untuk Indonesia, Carlos Dueñas.

Berlangsungnya Tierra Viva menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan dalam menjadikan budaya sebagai binding power global.

Melalui karya seni, pertukaran gagasan, dan kolaborasi lintas bangsa, Kementerian Kebudayaan meyakini bahwa budaya dapat menjadi jembatan yang menyatukan peradaban, memperkuat solidaritas, serta membangun masa depan yang berkelanjutan.

Pameran Tierra Viva  ini menerjemahkan pengalaman dan nilai-nilai universal manusia yang melampaui batas geografis juga memperkuat hubungan persahabatan antara Indonesia dan Amerika Latin.

(Agustina Wulandari )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement