“Studi ini juga signifikan karena menggunakan perangkat pod nikotin, jenis yang paling banyak diresepkan di Australia berkat efek samping yang rendah, baik secara sengaja maupun tidak,” ujarnya.
Merespons hasil penelitian tersebut, Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo), Paido Siahaan, menilai temuan ini sejalan dengan riset-riset sebelumnya. Ia merujuk pada penelitian Randomized Controlled Trial yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada 2019, yang menunjukkan tingkat keberhasilan berhenti merokok pada pengguna produk tembakau alternatif mencapai 18%, hampir dua kali lipat dibandingkan pengguna NRT yang hanya 9,9% setelah satu tahun.
“Hal ini mengindikasikan bahwa efektivitas produk tembakau alternatif bukan hanya asumsi, tetapi telah dibuktikan melalui metode penelitian yang ketat,” ungkapnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)