Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan (Events), Vinsensius Jemadu menegaskan bahwa program Karisma Event Nusantara (KEN) menjadi wadah untuk mengangkat kekayaan budaya dan daya tarik pariwisata daerah ke tingkat global.
“Pacu Jalur adalah bukti bahwa warisan budaya dapat terus hidup, berinovasi, dan menjadi magnet pariwisata. Melalui KEN, kami ingin menjadikan event ini tidak hanya membanggakan Riau, tetapi juga Indonesia di mata dunia,” ujarnya.
Pacu Jalur telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Kuantan Singingi selama berabad-abad. Dalam setiap perlombaan, perahu panjang yang disebut “jalur” dihiasi ukiran khas dan diisi 50–60 pendayung, dipimpin oleh anak coki, yaitu penari cilik yang menari lincah di ujung perahu sambil menjaga keseimbangan di tengah laju kencang perahu.
Sosok ini menjadi ikon Pacu Jalur yang kini viral di media sosial dan disebut-sebut sebagai bagian dari tren “aura farming” yang sedang mendunia.
Gelaran Festival Pacu Jalur Tradisional 2024 mencatat angka luar biasa, dengan 1.440.794 pengunjung dan perputaran ekonomi mencapai Rp 42,16 miliar. Capaian ini membuktikan bahwa Pacu Jalur bukan hanya warisan budaya, tetapi juga motor penggerak ekonomi daerah.
Dengan semakin viralnya tren aura farming Pacu Jalur di media sosial, tahun 2025 ini diprediksi jumlah pengunjung akan meningkat signifikan, membawa dampak ekonomi yang lebih besar bagi pelaku usaha lokal, mulai dari UMKM, pengelola akomodasi, kuliner, transportasi, hingga industri kreatif daerah.
(Khafid Mardiyansyah)