ASOSIASI Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menyambut Pekan Menyusui Dunia (World Breastfeeding Week/WBW) 2025, yang diperingati secara global setiap tanggal 1 hingga 7 Agustus. Kegiatan tahunan ini, yang digagas oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) sejak 1992 bekerja sama dengan WHO dan UNICEF, bertujuan utama menyebarluaskan pengetahuan dan informasi tentang menyusui serta meningkatkan angka ibu menyusui di Indonesia.
Menurut Ketua Umum AIMI, Nia Umar, menyusui memiliki peran krusial yang melampaui kesehatan individu.
"Menyusui perlu dipromosikan karena berkontribusi pada kesehatan global, mengurangi kematian anak, melindungi lingkungan, dan mendukung pembangunan berkelanjutan," ujarnya, dikutip Kamis (31/7/2025).
Dia juga menambahkan bahwa menyusui dapat mengurangi dampak negatif dari pemberian makanan alternatif seperti susu formula yang berkontribusi pada emisi dan limbah industri.

Dalam konferensi pers tersebut, Nia Umar menyampaikan tema utama Pekan Menyusui Dunia 2025 adalah "Membangun Sistem Dukungan Berkelanjutan". Tema ini memiliki beberapa pilar utama:
- Informasi: Memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai peran mereka dalam membangun lingkungan yang mendukung menyusui secara berkelanjutan.
- Tujuan: Menetapkan dukungan terhadap menyusui sebagai komponen vital dalam menciptakan lingkungan pendukung yang berkesinambungan.
- Melibatkan: Berinteraksi dengan berbagai individu dan organisasi untuk meningkatkan kolaborasi dan dukungan menyusui.
- Inspirasi: Menggerakkan aksi untuk menghubungkan sistem dukungan menyusui agar berkontribusi pada lingkungan yang lebih berkelanjutan.
"Menyusui perlu didukung melalui sistem yang kuat dan berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat, organisasi, dan pemerintah agar tercipta lingkungan yang mendukung menyusui secara menyeluruh dan berkesinambungan,” tegas Nia.
Tokoh Agama sebagai Garda Terdepan Edukasi Menyusui
Dalam upaya memperluas jangkauan edukasi menyusui, AIMI berkomitmen untuk melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk melalui pendekatan agama. Mereka menyadari peran strategis pemuka agama dalam membentuk pemahaman dan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, Workshop Ustaz-Ustazah untuk Menyusui (WUU) menjadi salah satu program unggulan dalam menyambut PMD 2025.
Pemilihan ustaz dan ustazah sebagai garda terdepan edukasi ini bukan tanpa alasan. Di banyak wilayah Indonesia, suara para tokoh agama masih menjadi rujukan utama masyarakat.
"Jadi kami percaya kalau pesan menyusui ini disampaikan oleh para ustaz-ustazah melalui mimbar-mimbar di masjid atau dari majelis, dampaknya itu akan lebih luas dan mengakar," kata Anggi, perwakilan AIMI.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)