Faktor risiko lainnya antara lain obesitas, kehamilan, riwayat cedera pada kaki, riwayat keluarga dengan gangguan vena, kurangnya aktivitas fisik dan merokok.
Kondisi ini lebih banyak dialami oleh wanita, namun pria tetap beresiko, terutama jika memiliki kebiasaan berdiri atau duduk terlalu lama.
Menariknya, meskipun publik melihat adanya memar pada tangan Trump, Dr. Dini menegaskan memar pada tangan bukan gejala dari CVI.
Dalam suratnya, Dr. Barbabella menyatakan memar tersebut kemungkinan berasal dari iritasi jaringan lunak ringan akibat jabat tangan yang sering dan konsumsi aspirin, yang biasa digunakan untuk pencegahan penyakit kardiovaskular.
Meskipun bukan kondisi yang mematikan secara langsung, chronic venous insufficiency bersifat progresif dan tidak bisa disembuhkan sepenuhnya.
Jika tidak ditangani dengan benar, penderita bisa mengalami komplikasi serius seperti ulkus vena kronis, yaitu luka terbuka yang sulit sembuh dan rentan infeksi.
“Ulkus yang terjadi akibat CVI bisa sangat menyakitkan dan mengubah kualitas hidup pasien secara signifikan. Dalam kasus tertentu, bahkan dibutuhkan perawatan luka khusus secara berkelanjutan,” ungkap Dr.Dini.