Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Donald Trump Alami Gangguan Pembuluh Darah, Alami Chronic Venous Insufficiency?

Annastasya Rizqa , Jurnalis-Minggu, 20 Juli 2025 |18:06 WIB
Donald Trump Alami Gangguan Pembuluh Darah, Alami Chronic Venous Insufficiency?
Donald Trump Alami Gangguan Pembuluh Darah, Alami Chronic Venous Insufficiency? (Foto: IG Donald Trump)
A
A
A

PRESIDEN Amerika Serikat, Donald Trump, didiagnosis mengalami chronic venous insufficiency (CVI) atau insufisiensi vena kronis, suatu kondisi gangguan pembuluh darah balik (vena) yang umum terjadi, terutama pada lansia.

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam konferensi pers pada 17 Juli 2025. 

Pernyataan ini diberikan setelah publik mencermati adanya pembengkakan di sekitar pergelangan kaki dan memar pada tangan Trump, yang berusia 79 tahun.

Diagnosis ini dikonfirmasi oleh surat resmi dari dokter kepresidenan, Dr. Sean Barbabella. Ia menyatakan Trump telah menjalani berbagai pemeriksaan, termasuk tes darah dan echocardiogram. 

Trump Puji Prabowo soal Negosiasi Tarif Impor 32 Persen: Great Deal
Donald Trump Alami Gangguan Pembuluh Darah, Alami Chronic Venous Insufficiency? (Foto: IG Donald Trump)

Hasilnya tidak menunjukkan adanya tanda-tanda penyakit sistemik atau gangguan jantung serius. 

"Presiden Trump tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik," tulis Barbabella. 

Namun, chronic venous insufficiency tetap menjadi kondisi yang perlu diperhatikan, terlebih mengingat usia Trump dan potensi komplikasi yang bisa timbul jika tidak ditangani dengan baik.

Chronic venous insufficiency adalah gangguan pada pembuluh darah vena, di mana katup-katup di dalam vena melemah sehingga darah tidak bisa mengalir kembali ke jantung secara efektif. Akibatnya, darah cenderung "menggenang" di kaki karena melawan gravitasi.

Menurut Johns Hopkins Medicine, kondisi ini terjadi saat katup vena yang rusak atau melemah memungkinkan darah mengalir kembali ke bawah (refluks vena), menyebabkan tekanan berlebih di vena kaki. 

Dalam jangka panjang, ini bisa memicu gejala seperti:

  1. Pembengkakan di kaki dan pergelangan kaki
  2. Nyeri, kram malam hari, atau rasa berat pada kaki
  3. Perubahan warna kulit menjadi gelap atau kemerahan
  4. Kulit tampak kering dan seperti kulit kayu
  5. Luka terbuka (ulkus vena) yang sulit sembuh

Dr. Monara Dini, spesialis pembuluh darah dari UCSF Center for Limb Preservation, menjelaskan kondisi ini sangat umum, terutama pada orang yang lanjut usia. 

“Untuk usia (Trump), ini adalah hal yang sangat wajar dan umum terjadi,” ujar Dini, dikutip dari Scientific American.

Chronic venous insufficiency bisa terjadi akibat banyak hal, tapi penyebab paling umum adalah riwayat trombosis vena dalam atau penggumpalan darah yang merusak katup vena. 

Faktor risiko lainnya antara lain obesitas, kehamilan, riwayat cedera pada kaki, riwayat keluarga dengan gangguan vena, kurangnya aktivitas fisik dan merokok.

Kondisi ini lebih banyak dialami oleh wanita, namun pria tetap beresiko, terutama jika memiliki kebiasaan berdiri atau duduk terlalu lama.

Menariknya, meskipun publik melihat adanya memar pada tangan Trump, Dr. Dini menegaskan memar pada tangan bukan gejala dari CVI. 

Dalam suratnya, Dr. Barbabella menyatakan memar tersebut kemungkinan berasal dari iritasi jaringan lunak ringan akibat jabat tangan yang sering dan konsumsi aspirin, yang biasa digunakan untuk pencegahan penyakit kardiovaskular.

Meskipun bukan kondisi yang mematikan secara langsung, chronic venous insufficiency bersifat progresif dan tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. 

Jika tidak ditangani dengan benar, penderita bisa mengalami komplikasi serius seperti ulkus vena kronis, yaitu luka terbuka yang sulit sembuh dan rentan infeksi.

“Ulkus yang terjadi akibat CVI bisa sangat menyakitkan dan mengubah kualitas hidup pasien secara signifikan. Dalam kasus tertentu, bahkan dibutuhkan perawatan luka khusus secara berkelanjutan,” ungkap Dr.Dini. 

Kondisi ini menambah daftar masalah kesehatan minor yang dialami oleh Trump menjelang usianya yang ke-80. Ia sebelumnya juga diketahui rutin mengonsumsi aspirin dosis rendah sebagai bagian dari regimen kesehatan jantung. 

Meski begitu, dokter menyatakan kondisi Trump tidak mengganggu aktivitas politik atau kesehariannya secara signifikan.

Diagnosis chronic venous insufficiency pada Donald Trump memberikan sorotan penting terhadap masalah kesehatan pembuluh darah yang sering dianggap sepele, namun bisa berdampak besar jika diabaikan. 

Kondisi ini sangat umum, terutama pada lansia, dan penanganannya perlu dilakukan dengan disiplin untuk mencegah komplikasi serius.


 

(Alan Pamungkas)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement