JAKARTA - Dalam budaya Jawa, setiap detil dalam busana pengantin memiliki makna simbolis yang mendalam, termasuk bros emas yang dikenakan di dada pria oleh Irwan Mussry. Bros ini tidak sekadar menjadi aksesori pemanis, melainkan simbol kehormatan, keanggunan, dan status sosial yang tinggi dalam upacara pernikahan adat.
Bros emas pada pakaian adat Jawa biasanya dikenakan di bagian dada dekat saku oleh pengantin pria. Bros ini hadir dalam berbagai bentuk artistik dengan ukiran khas Jawa, menambah nuansa elegan dan mewah pada tampilan keseluruhan.
Tak hanya itu, bros emas juga dipercaya mampu memancarkan aura kewibawaan dan kegagahan. Penempatan bros di dada memiliki filosofi tersendiri, menunjukkan bahwa sang pria telah siap memikul tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga dengan penuh kehormatan.
Pilihan desain bros untuk busana beskap Jawa sangat beragam. Mulai dari bentuk flora klasik seperti bunga melati dan teratai, hingga simbol-simbol adat seperti gunungan atau burung garuda. Semua motif tersebut memiliki nilai filosofi tersendiri, seperti keabadian, kemurnian, serta kekuatan dan kebijaksanaan.
Selain membawa makna filosofis, bros emas juga menjadi elemen penting yang memperkuat kesan mewah dan elegan pada pakaian adat. Penggunaan logam mulia seperti emas mencerminkan kemakmuran serta penghormatan terhadap leluhur dan tradisi.