JAKARTA - Ajang Indonesia Fashion Week 2025, menjadi perhelatan untuk memperkenalkan budaya daerah melalui peraaan busana. Motif yang unik dikombinasikan dengan rancangan yang apik, meneghasilkan sebuah karya yang indah.
Salah satunya yakni Batik Wakaroros yang berasal dari Kutai Timur (Kutim). Memiliki motif Dayak Basap dari Karst Sangkulirang ikut memeriahkan ajang Indonesia Fashion Week 2025.
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kutim Siti Robiah Ardiansyah mengatakan, Batik Wakaroros bukan sekadar fashion. Mengusung tema Majestic Wakaroros, batik ini sebagai bentuk memperkenalkan identitas Kutim di mata dunia.
“Ini bukan hanya soal fashion. Ini soal membawa warisan budaya Kutai Timur ke panggung nasional, agar dunia tahu bahwa kita punya cerita, punya identitas, punya karya,” ujar Siti Robiah di Jakarta.
Motif ini mulanya ditemukan dalam bentuk ukiran di dinding gua oleh tim peneliti prasejarah pada 2006, dan mulai dikembangkan sebagai motif batik sejak 2010. Wakaroros mencerminkan pola hidup masyarakat adat yang tertib, seimbang, dan selaras dengan alam.
Selain Wakaroros, Kutim juga memiliki sejumlah motif batik khas lain yang sudah mengantongi hak cipta. Seperti Akar Paku Bolo karya Risno, Kelubut karya Juwita, Daun Singkong karya M Ali, Telapak Tangan Karst karya Masniar, dan Arit Lepo karya Ises Krismananta. Namun, tahun ini, Wakaroros lah yang dipercaya menjadi ikon utama Kutim di panggung nasional.
“Kami ingin batik Kutim tidak hanya dikenal di Kalimantan, tetapi juga menjadi bagian dari wacana budaya nasional,” pungkas Siti Robiah.
Indonesia Fashion Week 2025 akan menjadi saksi bagaimana warisan budaya lokal Kutim melangkah anggun dalam busana, menembus batas wilayah, dan berbicara kepada dunia lewat motif yang telah berdiam ribuan tahun di tebing cadas Kalimantan.
(Kemas Irawan Nurrachman)