Operasi caesar dilakukan oleh tim medis yang terdiri dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn), anestesiolog, perawat bedah, dan tenaga medis lainnya. Berikut tahapan umumnya:
1. Persiapan dan Anestesi
Ibu akan diberikan anestesi spinal atau epidural, sehingga tetap sadar namun tidak merasakan sakit dari pinggang ke bawah. Dalam kasus darurat, anestesi umum bisa digunakan.
2. Penyayatan
Sayatan horizontal dilakukan di bagian bawah perut (bikini line). Setelah melewati lapisan kulit, lemak, dan otot, dokter akan menyayat rahim untuk mengeluarkan bayi.
3. Pengeluaran Bayi dan Plasenta
Bayi diangkat dari rahim dengan hati-hati, disusul oleh plasenta. Petugas neonatal segera menangani bayi untuk pemeriksaan awal.
Penjahitan Lapisan-lapisan Rahim dan Perut
Setelah bayi lahir, dokter akan menjahit kembali lapisan rahim dan perut dengan teknik steril untuk mencegah infeksi.
Meski umum dilakukan, operasi caesar memiliki sejumlah risiko medis serius. Di antaranya:
* Infeksi pada luka operasi, rahim, atau saluran kemih
* Pendarahan hebat atau kebutuhan transfusi darah
* Cedera organ dalam, seperti kandung kemih atau usus
* Penggumpalan darah di pembuluh vena
* Risiko anestesi, seperti tekanan darah turun mendadak atau reaksi alergi
* Masalah pada kehamilan berikutnya, seperti plasenta menempel abnormal (plasenta akreta) atau robekan rahim
Risiko ini meningkat jika prosedur dilakukan oleh tenaga medis yang tidak memiliki kompetensi khusus dalam bidang obstetri. Oleh sebab itu, pelatihan dan sertifikasi dokter spesialis menjadi keharusan dalam menangani prosedur ini.