MasterChef Indonesia season 12 kembali menghadirkan kisah yang menyentuh hati banyak orang. Salah satu peserta audisi, Azwar, berhasil mencuri perhatian juri dan warganet dengan perjuangannya yang penuh liku.
Sebagai seorang supervisor restoran berusia 32 tahun, Azwar datang ke MasterChef bukan hanya untuk bersaing, tetapi untuk membuktikan diri bahwa passion dan kreativitasnya di dunia kuliner layak diakui.
Ia menyajikan hidangan khas yang unik dan autentik yaitu roti jala, gulai gabus dengan kari kerang asap, serta acar nanas rumput laut.
“Aku liat kontestan lain makanannya bagus-bagus, tapi aku pede karena aku buat makanan benar-benar autentik dengan gaya baru,” ujarnya dengan percaya diri.
Di balik keberanian itu, Azwar menyimpan masa lalu yang tidak mudah.
Saat Chef Renata bertanya mengapa ia meninggalkan pekerjaannya yang nyaman, Azwar menceritakan bahwa dirinya pernah mengalami masa sulit saat menekuni plating makanan. Ia belajar secara otodidak dari majalah dan referensi kuliner, tetapi lingkungannya tidak selalu menerima ide-ide barunya.
“Dulu di Medan, plating seperti ini kurang berkenan. Saya dibully habis-habisan, sempai kena mental,” ujarnya.
Tak hanya mendapat ejekan, Azwar juga mengalami perlakuan yang tidak manusiawi. Seniornya pernah menggoreng kain lap kotor hingga menyerupai ayam goreng tepung dan memaksanya untuk memakannya.
“Saya sampai dikasih kain lap yang jelek, digoreng, terus saya disuruh makan. Saya makan towel yang sudah jorok, digigit, jadi kayak ayam goreng tepung.” ujarnya saat di audisi MasterChef Indonesia.
Namun, pengalaman pahit itu tidak membuatnya marah. Justru hal itu membuat Azwar membuktikan bahwa kecintaannya pada dunia kuliner adalah sesuatu yang sangat berharga.