PESAWAT merupakan moda transportasi yang diklaim paling aman. Namun, hampir sebagian besar kecelakaan pesawat berakhir fatal. Salah satu hal yang mungkin paling menakutkan adalah pesawat yang mati mesin di atas udara.
Mungkin beberapa dari Anda masih banyak yang penasaran, apakah memang pesawat bisa berhenti di atas udara? Berikut akan diulas Okezone, melansir dari laman Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto, Senin, (9/12/2024).
Banyak penumpang yang mengira ketika pesawat berhenti di atas udara karena mesin mati dan terjadi masalah, hal tersebut berarti pesawat akan langsung terjun bebas dan jatuh.
Namun sebenarnya tidak semenakutkan itu, karena perlu diingat bahwa pesawat termasuk moda transportasi yang paling aman yang pernah ada. Hal tersebut dibuktikan dengan angka kasus kecelakaan yang terjadi pada transportasi ini dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.
Hal tersebut tentu saja karena kombinasi dan pemanfaatan berbagai teknologi canggih pada pesawat sehingga mampu memprediksi segala kemungkinan potensi terjadinya kecelakaan pesawat seperti cuaca, kepadatan udara, ketinggian permukaan tanah dan lain sebagainya.
Hal ini juga didukung oleh data statistik yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat atau United States National Safety Council.
Mereka mengatakan bahwa angka peluang untuk meninggal dalam kecelakaan mobil adalah 1 banding 103, sementara bersepeda 1 banding 4047 dan penerbangan pesawat 1 banding 188.364.
Mesin pesawat adalah penyedia sumber daya saat pesawat terbang di udara. Dan mesin pesawat mencakup daya listrik maupun daya dorong. Daya dorong pada mesin berfungsi meningkatkan kecepatan aliran udara yang mengalir pada kedua permukaan sayap untuk menghasilkan daya angkat.
Maka, ketika daya dorong tersebut hilang hal tersebut akan menyebabkan hilangnya daya angkat pada pesawat. Namun meskipun demikian daya angkat pesawat tidak akan hilang saat itu juga. Melainkan daya angkat tersebut akan berkurang secara periodik seiring berkurangnya kecepatan pesawat.
Adapun badan dan sayap pesawat mempunyai desain aerodinamis dengan sistem kerja yang menyerupai burung yang sedang terbang. Ketika insiden mati mesin terjadi, pesawat masih bisa melayang berkat desain saya yang aerodinamis tersebut.
Saat pesawat mati mesin di udara, daya listrik masih dipasok oleh auxiliary power unit atau APU yang berada pada ekor pesawat. Namun juga didapati kondisi di mana APU pun tidak bisa berfungsi dengan baik. Maka, pastikan daya listrik akan disediakan oleh Ram Air Turbine atau RAT yang berfungsi untuk menjaga sistem komunikasi dan kontrol pesawat tetap aktif.
Penyebab Pesawat Mati Mesin di Udara
Dikutip dari majalah Angkasa bahwa faktor yang dapat menyebabkan mesin pesawat mati ada banyak, salah satu diantaranya adalah semprotan air. Meskipun persentasenya kecil, namun hal ini sangat berbahaya jika diabaikan.
Oleh karenanya setiap produsen mesin pesawat akan menyemprotkan air dalam jumlah yang banyak untuk mengecek dan mengetahui kondisi mesin apakah langsung mati (flame out) atau tidak.
Maka, tak heran jika beberapa ahli di sektor aviasi bahkan mengatakan bahwa water ingestion menjadi satu diantara penyebab paling potensial pesawat mati mesin.
Kondisi pesawat mati mesin ini disebabkan karena mesin terlalu banyak menyerap air sehingga beberapa bagiannya mengalami gagal fungsi dan berimplikasi secara langsung pada matinya mesin pesawat. Dan dalam konteks mesin mati di udara, maka hal ini bisa disebabkan oleh terpaan air hujan saat mengudara.
Sebagai contoh pada insiden yang terjadi pada Garuda Indonesia yang menggunakan pesawat berjenis Boeing yang melakukan pendaratan darurat di Sungai Bengawan Solo pada 2002 silam, berhasil membuat para pengamat dan membuat mesin terkaget-kaget lantaran jenis mesin pesawat yang mendadak mati setelah pesawat menembus gumpalan awan cumulonimbus.
Selain karena terdapat banyak kandungan air, mesin pesawat juga dapat mendadak mati saat terjadi stall. Hal tersebut terjadi saat pesawat terhempas oleh aliran udara yang sangat kuat yang membuat kondisi mesin pesawat tidak lagi optimal dalam mendapatkan aliran udara linear, yang selanjutnya membuat mesin mengalami turbulensi.