SEPERTI fashion item lain, perhiasan juga memiliki tren yang berbeda setiap tahunnya. CO CEO Isago, Valencia Tanoesoedibjo menjelaskan saat ini tren perhiasan di Indonesia sudah mengarah ke lab-grown diamond.
“Lab-grown diamond ini masih akan bertumbuh karena dari segi harga sangat terjangkau,” ujar Valencia Tanoesoedibjo saat ditemui di acara peluncuran store-in-store Isago di Sarinah.
Valencia menambahkan lab-grown diamond bisa jadi alternatif masyarakat yang ingin tetap memakai diamonds namun dengan harga yang lebih murah. “Semua orang mau pakai diamond tapi terlalu mahal. Dan lab-grown diamond ini bisa lebih dijangkau dari segala lapisan masyarakat,” jelasnya.

Dijelaskan Valencia, lab-grown diamond ini bisa dibilang sama dengan natural diamond. Bedanya hanya dari cara pembuatannya.
“Bedanya lebih ke cara pembuatannya. Ibaratnya buah tomat ada yang dari hutan dan hidroponik, nah lab-grown diamond ini hidroponik. Elemennya sama seperti natural diamond tapi dibuat manusia,” terangnya.
Lebih lanjut Valencia melihat pandangannya seputar industri lab-grown diamond memiliki peluang besar dan akan terus berkembang. Diproyeksikan bahwa industri ini akan tumbuh dengan CAGR 9.6%, dari US$23.74 miliar pada tahun 2023 menjadi US$45.10 miliar pada tahun 2030.
“Dengan komitmen kami untuk menghasilkan perhiasan berkualitas tinggi yang ramah lingkungan, Isago menghadirkan koleksi yang memiliki emisi karbon 63% lebih rendah dan penggunaan air tujuh kali lebih sedikit (per produksi carat), sebagaimana telah dihitung secara rinci oleh Bumiterra, mitra perusahaan kepedulian lingkungan kami,” tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)