MEMILIKI anak remaja yang sangat melek teknologi, terutama di jaman serba digital seperti sekarang ini, tentunya sangat mempermudah hidup. Namun selain bermanfaat, penggunaan gadget atau gawai bisa menjadi boomerang bagi anak.
Salah satu yang paling nyata adalah, waktu penggunaan layar atau screen time dari perangkat gawai yang dipakai. Jika tidak diperhatikan dengan bijak, anak bisa jadi kurang peka akan situasi dan kondisi di sekitarnya karena terlalu sibuk menatap layar ponsel atau tablet alias kecanduan gadget.
Hal ini jadi tantangan bagi orangtua jaman sekarang, termasuk orangtua yang anaknya sudah remaja. Anak remaja yang beranjak dewasa, umumnya terkenal sulit diatur karena sangat ekspresif dan menolak tekanan sosial.
Sebelum pandemi Covid-19, data menyebutkan anak-anak usia 8 hingga 12 tahun menghabiskan waktu empat hingga enam jam per hari menggunakan layar, sementara anak remaja bisa menghabiskan hingga sembilan jam per hari menggunakan layar.
Angka di atas setara dengan 63 jam per minggu dan lebih dari 3.000 jam per tahun rata-rata. Mirisnya, angka ini meningkat satu jam pasca pandemi seiring dengan kegiatan lockdown yang memaksa anak-anak dan remaja harus melakukan pembelajaran secara daring.
Lantas bagaimana cara orangtua untuk membatasi screen time pada anak remaja, demi kesehatan fisik dan mental anak? Dilansir dari Parents, Senin (26/8/2024) berikut beberapa tips yang bisa dicoba para ortu untuk mengatur screentime pada anak remaja.
1. Buat aturan jelas: Tetapkan batasan waktu layar yang jelas, misalnya 1-2 jam per hari, tergantung pada usia anak. Pastikan anak-anak memahami aturan ini, dan tahu kapan mereka diperbolehkan menggunakan perangkat elektronik.
2. Tentukan zona bebas gawai: Buat area di rumah, seperti kamar tidur dan ruang makan, sebagai zona bebas perangkat gawai. Ini membantu mendorong interaksi tatap muka dan waktu bersama keluarga tanpa gangguan gadget, misalnya makan sambil main hp atau menonton di ipad.
3. Pakai aplikasi parenting guide: Banyak aplikasi dan fitur pada perangkat yang bisa membuat orang tua bisan mengatur batas waktu layar, memblokir konten tertentu, dan memantau segala aktivitas online anak.
4. Jadikan reward: Jelaskan pada anak, kalau screen time adalah reward dari kewajiban yang sudah dilakukan dalam satu hari tersebut. Tujuannya agar anak memiliki dorongan yang kuat untuk memaksimalkan kewajiban hariannya karena akan ada reward yang menunggu.
5. Diskusi bareng: Berikan pengertian kepada anak tentang alasan di balik pembatasan waktu layar, seperti menjaga kesehatan fisik dan mental, serta pentingnya keseimbangan aktivitas sosial yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
(Rizky Pradita Ananda)