Jangan Sampai Bau Ketiak, Hindari 5 Makanan dan Minuman yang Bisa Picu Bau Badan
PERSOALAN bau ketiak tengah ramai jadi buah bibir masyarakat dan netizen di linimasa sosial media beberapa waktu baru-baru ini. Persoalan bau ketiak atau bau badan sejatinya, bukan hanya menyangkut kebersihan diri atau penyakit dalam yang bisa diderita, namun juga terkait makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari loh!
Ya, maka dari itu ada istilah familiar “You are what you eat”, sebagai gambaran bahwa apa yang dimakan bisa jadi cerminan diri seseorang.
Supaya jangan sampai bau ketiak dan menganggu kenyamanan dan indera penciuman orang lain di sekitar kita, penting untuk tahu cara mencegahnya, salah satunya dengan menghindari makanan dan minuman yang bisa memicu reaksi tubuh dan menghasilkan aroma yang tidak sedap.
Berikut makanan dan minuman yang bisa memicu reaksi tubuh, menghasilkan aroma tubuh alias bau ketiak yang tidak sedap, seperti dilansir dari Ohio State Wexner Medical Center, Senin (26/8/2024)
1. Sayuran keluarga kubis: Sayuran dari keluarga kubis-kubisan, contohnya brokoli, kembang kol, kubis, dan kangkung. Tipe yang punya kandungan serat yang tinggi, yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. Ketika serat tersebut sampai di usus besar, ia berinteraksi dengan bakteri dan menghasilkan gas yang kemudian dikeluarkan.
Proses ini umum terjadi pada semua makanan tinggi serat. Namun, yang membedakan sayur berjenis kubis adalah kandungan sulfur yang melimpah, yang terurai menjadi hidrogen sulfida, senyawa dengan bau mirip telur busuk. Bukan tidak boleh dimakan, tapi jangan makan dalam porsi berlebihan, secukupnya saja.
2. Asparagus: Mengonsumsi asparagus bisa membuat urin berbau seperti kubis busuk akibat senyawa sulfur. Menariknya, tidak semua orang mengalami perubahan bau ini, karena ada juga yang tak terpengaruh. Salah satu teori menyebutkan bahwa perbedaan genetik pada enzim yang memproduksi metabolit sulfur dapat mempengaruhi bau urin.
Sedangkan untuk anosmia, diduga ada variasi genetik dalam gen penciuman seseorang yang mempengaruhi kemampuannya untuk mencium bau tersebut.
3. Bawang putih, bawang merah, jintan dan kari: Bau dari konsumsi rempah-rempah ini, keluar melalui napas dan keringat yang keluar dari pori-pori kulit. Saat tubuh memproses bawang putih, bawang bombai, serta rempah-rempah seperti kari dan jintan, senyawa-senyawa sulfur jadi terbentuk. Senyawa-senyawa ini akan mempengaruhi bau napas, dan juga bisa berinteraksi dengan keringat di kulit dan akhirnya menyebabkan bau badan.
4. Seafood: Bau badan setelah mengonsumsi makanan laut sering kali terkait dengan masalah metabolisme. Penderita trimethylaminuria bisa mengalami bau amis setelah makan makanan laut, karena tubuh mereka tidak bisa memecah senyawa trimetilamina yang secara alami terdapat dalam makanan laut. Bau ini biasanya muncul dalam beberapa jam setelah konsumsi.
Trimetilaminuria adalah kondisi yang jarang terjadi dan biasanya didiagnosis melalui tes urine. Penderita kondisi ini mungkin perlu menghindari makanan laut serta makanan lain yang mengandung prekursor trimetilamin, seperti telur, hati, kacang-kacangan, dan susu dari sapi yang diberi makan rumput.
5. Alkohol: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi alkohol berat cenderung hanya punya sedikit bakteri baik di mulut, dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi alkohol. Kekurangan bakteri baik ini, dapat menyebabkan bau mulut serta masalah seperti penyakit gusi, plak, dan kerusakan gigi. Selain itu, konsumsi alkohol dapat membuat mulut menjadi lebih kering, yang juga berkontribusi pada bau mulut.
Tubuh kita mengubah alkohol menjadi asetat, yang memiliki aroma manis yang khas. Konsumsi alkohol yang lebih banyak akan meningkatkan produksi asetat, yang mengakibatkan bau badan yang lebih kuat. Bau ini dapat tercium oleh orang lain dan juga dikeluarkan melalui keringat.
(Rizky Pradita Ananda)
